Jakarta –
Tak jarang mendengar kasus seseorang yang terlihat sehat dan masih beraktivitas seperti biasa, meninggal mendadak. Kematian ini biasanya mengejutkan terlebih Bila pasien tak mengeluhkan kondisi apapun sebelum wafat.
Menurut konsultan senior di Departemen Kardiologi di Pusat Jantung Universitas Nasional Singapura (NUHCS), Professor Tan Huay Cheem, Dalang kematian mendadak Kemungkinan terkait dengan masalah kardiovaskular.
Menurut tinjauan komprehensif tahun 2022, masalah kardiovaskular menyumbang Sampai sekarang 73 persen kematian mendadak. Dalang ini dibandingkan dengan kondisi lain seperti asma, epilepsi, dan pendarahan intraserebral.
“Bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun, masalah kardiovaskular yang biasa terjadi Merupakan serangan jantung, miokarditis (peradangan otot jantung), strok dan diseksi aorta, yaitu robekan pada lapisan dalam pembuluh darah besar atau aorta,” kata Prof Tan, dikutip dari CNA.
Prof Tan mengatakan mereka yang meninggal mendadak dan berusia di bawah 30 tahun kemungkinan mengalami kardiomiopati hipertrofi (penebalan tidak normal pada otot jantung), anomali koroner kongenital (arteri koroner berada di tempat yang salah atau kelainan sejak lahir), miokarditis atau aritmia (kelainan detak jantung).
“Tingkat penderita OHCA (henti jantung di luar rumah sakit) pada lelaki dua kali lipat lebih banyak dibanding perempuan,” kata Ia.
Senada, Kepala divisi dan konsultan senior bedah vaskular di Departemen Bedah Jantung, Toraks dan Bedah Vaskular di NUHCS, Dr Rajesh Dharmaraj Bahkan mengatakan pada beberapa pasien, Dalang kematian mendadak bisa karena pecahnya aneurisma pada pembuluh darah arteri.
“Ini bisa terjadi pada pasien yang memiliki aneurisma yang besar (pembengkakan abnormal pada arteri) yang tidak terdiagnosis. Dinding arteri menjadi lemah dan membengkak seiring waktu, sampai Pada Pada akhirnya pecah dan pasien mengalami pendarahan dalam, menyebabkan kematian mendadak,” kata Dr Rajesh.
Adapun risiko kematian mendadak akibat penyakit jantung meningkat seiring usia, Sesuai ketentuan data laporan OHCA yang dipublikasi pada 2019 oleh Yayasan Jantung Singapura.
Sesuai ketentuan data OHCA, lebih dari 3.000 orang mengidap henti jantung mendadak setiap tahunnya. Beberapa artikel di Singapura dan beberapa negara Bahkan menunjukkan bahwa kondisi ini dialami oleh mereka yang aktif dan gemar berolahraga.
Dari fakta-fakta ini, tampaknya orang yang sehat dan Segar tidak terhindar dari henti jantung yang berujung kematian.
Sesuai ketentuan HealthXchange.sg, kematian akibat penyakit jantung bisa terjadi karena Gerakan berat dibarengi dengan masalah jantung yang tidak terdiagnosis, seperti gangguan otot jantung, masalah pada sistem kelistrikan jantung, infeksi yang melemahkan otot jantung, atau kelainan kongenital dari pembuluh arteri koroner.
Sumber Refrensi Berita: Detik.com