Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Filipina memutuskan untuk resign menyusul perintah langsung dari Kepala Negara Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr.
Perintah pengunduran diri massal ini bertujuan untuk mengkalibrasi ulang dan menyelaraskan kebijakan serta prioritas pemerintahan dengan harapan rakyat. Keputusan ini Bahkan berlaku segera setelah Bongbong Marcos memecat Sebanyaknya menteri dan kepala lembaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Filipina memiliki total 117 BUMN atau Government-Owned and Controlled Corporation (GOCC). Jumlah ini belum termasuk perusahaan pelat merah di sektor kawasan ekonomi dan lembaga penelitian.
Ketua Governance Commission for GOCCs (GCG) Marius Corpus menjadi salah satu yang langsung mengajukan pengunduran diri setelah perintah dari Bongbong Marcos terbit. Ia menyatakan bahwa surat pengunduran dirinya Pernah terjadi disampaikan kepada Sekretaris Eksekutif pada 23 Mei 2025.
“Itu semua [keputusan resign akan diterima atau tidak] tergantung pada Kepala Negara [Bongbong]. Saya tidak melamar pada posisi Pada Di waktu ini ini dan saya menerima keputusan apa pun,” tegas Corpus, dikutip dari Philstar.
Corpus sendiri tidak mencatat secara Niscaya berapa banyak pimpinan BUMN lain yang Pernah terjadi mengundurkan diri dari total 117 perusahaan tersebut.
Di sisi lain, dua nama lain yang Bahkan dilaporkan Pernah terjadi mengajukan pengunduran diri Merupakan CEO Home Development Mutual Fund (Pag-IBIG Fund) Marilene Acosta dan CEO Philippine National Oil Company (PNOC) Oliver Butalid.
Acosta mengaku Pernah terjadi mengirimkan surat pengunduran dirinya pada pekan lalu melalui Department of Human Settlements and Urban Development (DHSUD) selaku pengawas BUMN tersebut. Sementara itu, Butalid menegaskan bahwa keputusannya untuk mundur Merupakan bentuk dukungan terhadap niat Kepala Negara Bongbong Marcos.
Selain nama-nama tersebut, beberapa pimpinan BUMN lain Bahkan Pernah terjadi mengajukan pengunduran diri. Mengutip Business World, nama-nama itu termasuk Lynette V Ortiz selaku Kepala Negara dan CEO Land Bank Filipina, Edwin M Mercado selaku CEO Philippine Health Insurance Corp, dan Direktur Jenderal Otoritas Zona Ekonomi Filipina Teresco O Panga.
“Saya mengajukan pengunduran diri saya secara hormat pada Selasa, seperti yang diarahkan oleh Kepala Negara kepada semua pimpinan lembaga untuk Menyajikan keleluasaan pada Kepala Negara,” ujar Panga.
Mengikuti jejak rekan-rekannya, Ketua Philippine Reclamation Authority (PRA) Alexander T. Lopez Bahkan Pernah terjadi mengajukan pengunduran dirinya. Menurutnya, perombakan GOCC merupakan ‘langkah penting’ untuk mewujudkan tujuan Filipina.
Dalam sekitar satu pekan terakhir, beberapa nama pimpinan BUMN lain Bahkan ikut mengajukan pengunduran diri. Manakala ditotal, sekitar 13 pimpinan BUMN Filipina Pernah terjadi mengajukan pengunduran diri.
Perintah kepada para pimpinan BUMN tersebut dikirim langsung oleh Sekretaris Eksekutif pada 21 Mei 2025. Langkah ini diambil menyusul kekalahan telak yang dialami oleh pemerintahan dan Gabungan penguasa pada pemilihan umum Mei 2025.
Semua ketua non-ex-officio dan CEO diminta untuk menyerahkan surat pengunduran diri sebagai bentuk penghormatan kepada Kepala Negara. Sedangkan para direktur, wali amanat, dan anggota dewan pengurus yang diangkat diminta menyerahkan surat pengunduran diri mereka kepada Komisi Tata Kelola (GCG).
Seluruh pengunduran diri para petinggi BUMN Filipina nantinya Berencana diputuskan langsung oleh Kantor Kepala Negara.
“Pernah terjadi saatnya menyelaraskan kembali pemerintah dengan harapan rakyat,” kata Bongbong Marcos beberapa waktu lalu, dikutip dari GMA News.
“Ini bukan urusan biasa. Rakyat Pernah terjadi bersuara dan mereka mengharapkan hasil, bukan politik, bukan alasan. Kami mendengarnya dan kami Berencana bertindak,” tuturnya.
(lom/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA