Jakarta, CNN Indonesia —
Ahli klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut Bibit Siklon Tropis 93S yang terdeteksi mulai aktif di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara berpotensi menjadi siklon tropis dalam beberapa waktu ke depan.
Erma bahkan menyebut badai hasil Bibit Siklon Tropis 93S ini berpotensi menjadi ‘next Senyar‘ yang menerjang Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
“Waspadai badai Senyar berikutnya, yang diperkirakan Akan segera mendarat di NTT pada periode 1-10 Januari 2026,” ujar Erma dalam cuitannya di X, Kamis (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prakiraan Erma ini berasal dari prediksi resolusi tinggi submusiman Sampai saat ini musiman dari KAMAJAYA-BRIN, alat sistem pendukung keputusan yang dirancang khusus untuk mitigasi cuaca ekstrem dalam enam bulan ke depan.
Dalam unggahan tersebut, Erma turut menyertakan infografis yang menunjukkan bahwa bibit badai ini dapat tumbuh Mudah menjadi siklon tropis yang dapat mendarat di wilayah timur dan berpotensi membawa hujan ekstrem, angin kencang, Sampai saat ini gelombang tinggi.
Ia menyebut puncak risiko terjadinya badai siklon tropis pada awal Januari 2026 atau tepatnya pada Dasarian I.
Saat dihubungi lebih lanjut, Erma mengatakan Bibit Siklon Tropis 93S ukurannya relatif lebih kecil dan berpotensi lebih rendah menjadi siklon dibanding Bibit Siklon Tropis 91S yang berada di perairan dekat Sumatra.
Meskipun demikian, sistem ini tetap dapat memengaruhi kondisi cuaca lokal, terutama di wilayah NTT dan sekitarnya.
“Badai tropis 93S inilah yang berpeluang mendarat di wilayah NTT (Timor Leste/Kupang/wilayah sekitarnya),” kata Erma saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Menurut Ia Mengikuti hasil model prakiraan cuaca musiman yang menunjukkan pola konvergensi kuat di perairan sekitar Indonesia.
Kemudian, Mengikuti analisis atmosfer pada dasarian II Desember 2025 Sampai saat ini dasarian I Januari 2026, dua wilayah tercatat mengalami pembentukan pola pusaran yang signifikan.
Perairan barat, termasuk Samudra Hindia dan laut selatan Indonesia, menunjukkan konvergensi kuat di laut Meskipun demikian tidak berdampak langsung ke daratan.
Berbeda dengan, perairan timur terutama Laut Flores, wilayah NTT, Kupang, dan Timor Leste memiliki potensi lebih tinggi untuk terjadi badai yang dapat berkembang menjadi tropical storm atau bahkan siklon yang berbahaya.
“Jadi hasil diskusinya mengindikasikan ada potensi tersebut, sehingga mengimbau pemda dan jajaran terkait di NTT Supaya bisa melakukan upaya-upaya mitigasi dari Hari Ini,” terang Erma.
Sementara itu, analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa Bibit Siklon Tropis 93S Di waktu ini terdeteksi aktif di selatan Bali dan NTB.
Pada Jumat (12/12) pukul 19.00 WIB, pusat sirkulasi bibit siklon tropis tersebut berada di sekitar 12.0°LS 115.8°BT.
BMKG memperkirakan dalam 24 jam ke depan intensitas Bibit Siklon Tropis 93S intensitasnya masih Akan segera persisten yang ditandai dengan belum adanya peningkatan angin maksimum di sekitar sistem.
Kemudian, dalam 48 – 72 jam ke depan intensitas sistem diprakirakan Akan segera meningkat secara perlahan dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot di kuadran utara sistem dengan pergerakan cenderung stasioner.
“Potensi Bibit Siklon Tropis 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 – 72 jam ke depan dalam kategori peluang rendah,” kata BMKG dalam analisisnya pada Jumat (12/12).
Bibit siklon tropis ini sendiri Akan segera Menyajikan dampak tidak langsung pada cuaca ekstrem di wilayah sekitarnya. Hujan Dalam proses Sampai saat ini lebat diperkirakan terjadi di Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, dan NTB.
Apalagi, angin kencang berpotensi terjadi di Jatim dan Bali, dan gelombang Dalam proses 1,25 – 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jateng Sampai saat ini Pulau Sumba, Perairan selatan Jatim Sampai saat ini Pulau Sumba, Perairan Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan.
(lom/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
