Jakarta, CNN Indonesia —
Sumber gempa di Pulau Jawa tidak hanya berasal dari megathrust, tetapi Bahkan sesar-sesar aktif di daratan, mulai dari Sesar Cimandiri di barat Sampai sekarang Sesar Wonsorejo di timur.
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2024 mengungkap perubahan pola subduksi dari oblique convergence di Sumatra menjadi frontal di selatan Jawa menghasilkan pola struktur dan karakteristik seismisitas yang berbeda antara Jawa dan Sumatra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman seismisitas di zona subduksi di Jawa menunjukkan bahwa Jawa relatif lebih ‘Tenteram’ dibandingkan dengan Sumatra Sekalipun gempa besar yang mengakibatkan Gelombang Besar Bahkan pernah terjadi di wilayah Jawa, di antaranya gempa M7,8 di Jatim pada tahun 1994 dan M7,8 di Pangandaran pada 2006.
Selain dari zona subduksi, gempa dangkal yang bersumber di daratan sering terjadi di Jawa dalam beberapa tahun terakhir. gempa yang tidak terlalu besar Bahkan bisa menyebabkan kerusakan imbas pemukiman yang padat di pulau ini.
Hasil pemetaan sesar aktif di Jawa salah satunya dilakukan oleh Marliyani (2016). Ia menemukan bahwa deformasi aktif di Jawa terakomodasi oleh struktur-struktur berskala kecil dari beberapa kilometer Sampai sekarang puluhan kilometer tetapi dengan penyebaran yang cukup luas.
Laporan ini mengungkap bahwa tak ada struktur dominan yang berkembang di Jawa seperti yang terbentuk di Sumatra melalui sesar Sumatra.
Secara umum struktur geologi aktif di Jawa didominasi oleh sesar geser dan sesar naik dengan sesar turun sebagai struktur minor.
Beberapa sesar utama di Jawa yang Sebelumnya banyak diketahui antara lain Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis-Citanduy.
Di Jawa bagian tengah dan timur, struktur yang terlihat dominan Merupakan struktur sesar naik
seperti zona Sesar Kendeng dan Semarang, sedangkan di bagian timur Jawa diwakili oleh sistem sesar turun seperti Sesar Pasuruan dan Sesar Wonsorejo.
Berikut daftar lengkap sesar aktif di Jawa beserta potensi gempa yang dimilikinya:
Jabar
– Sesar Cimandiri (Bandung Barat, Sukabumi, Cianjur): M 6.1-6.6
– Sesar Lembang (Bandung Utara): M 6.5
– Sesar Cileunyi-Tanjungsari (Bandung, Sumedang): M 6.5
– Sesar Cicalengka (Bandung): M 5.9
– Sesar Cianjur (Cianjur): M 5.9-6.3
– Sesar Cipamingkis: M 6.5
– Sesar Garsela (Garut, Bandung): M 6.1
– Sesar Tampomas (Sumedang): M 6.6
– Sesar Ciremai (Cirebon, Kuningan): M 6.3-6.9
– Sesar Karangmanggu: M 6.1
Jateng dan Yogyakarta
– Sesar Rawapening (Semarang, Salatiga): M 6.5
– Sesar Ajibarang (Banyumas): M 6.0-7.0
– Sesar Ungaran (Semarang): M 6.0
– Sesar Opak (Yogyakarta): M 6.8
– Sesar Merapi-Merbabu (DIY & Jateng): M 6.6
– Sesar Muria (Jateng Utara): M 6.6
– Sesar Mataram (Jateng Timur): M 6.2
Jatim
– Sesar Pasuruan: M 6.5
– Sesar Probolinggo: M 6.5-7.5
– Sesar Wonsorejo: M 6.1
Regional dan laut
– Sesar Java Back-arc Thrust (Baribis-Semarang-Kendeng): M 6.0-7.0
– Sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala): M 6.0-7.3
– Sesar Bawean (Pulau Bawean): M 7.2-7.4
– Sesar JS-1 Ridge (Laut Jawa): M 7.1-7.2
– Sesar JS-2 Ridge (Laut Jawa): M 7.2
(lom/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
