Bisnis  

Pak Prabowo, Begini lho Tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat yang Adil Bagi Rakyat

Jakarta, CNN Indonesia

Kepala Negara Prabowo Subianto mengumpulkan pimpinan Organisasi Politik (Partai) di Parlemen dan sepakat Nanti akan mencabut tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI yang menyakiti hati rakyat Indonesia.

Tunjangan jumbo Dewan Perwakilan Rakyat awalnya terungkap dari pernyataan anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI TB Hasanuddin. Ia mengaku bersyukur mengantongi take home pay bulanan lebih dari Rp100 juta.

Legislator PDI Perjuangan itu Buka-Bukaan soal gaji dan tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat RI usai sehari sebelumnya Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat RI dari Partai Golkar Zulfikar Arse Sadikin mengaku sulit mendapatkan uang halal sebagai politikus.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasanuddin justru menganggap penghasilannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sebelumnya lebih dari cukup, apalagi berhak atas tunjangan rumah Rp50 juta per bulan. Bila dirata-rata, ia menyebut setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat memperoleh gaji Rp3 juta per hari.



Fakta Dewan Perwakilan Rakyat dapat gaji Rp3 juta per hari pun viral dan membuat publik marah, karena apa yang dikantongi buruh Indonesia umumnya mentok upah minimum. Misal, di Jakarta yang upah minimum provinsi (UMP)-nya cuma Rp5,3 juta per bulan. Gaji rakyat dengan mereka yang katanya mewakili rakyat bagai langit dan bumi.

Kemarahan memuncak menyusul aksi joget-joget para wakil rakyat dalam gelaran Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI pada 15 Agustus 2025. Orang Jawa bilang, aksi tak pantas dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI itu ngenyek. Menginjak-nginjak perasaan masyarakat yang tengah hidup susah.

Sayang, tak satu pun dari mereka yang bergaji ratusan juta Uang Negara Indonesia itu sudi mengucap maaf. Tidak sedikit dari mereka malah menganggap ‘sesat logika’ karena disamakan dengan ‘rakyat jelata’, bahkan mengumpat rakyat yang diwakilinya dengan kata-kata ‘tolol’.

Eskalasi massa pun terjadi. Protes berlangsung berhari-hari dan meluas ke seluruh Indonesia, mulai dari Senin (25/8), Kamis (28/8), Jumat (29/8), Sampai saat ini Sabtu (30/8). Sepekan berlangsung, nihil batang hidung wakil rakyat menemui massa aksi yang menyampaikan aspirasi.

Prabowo dan para pimpinan Partai baru mengeluarkan pernyataan resmi di pengujung Agustus 2025, Didefinisikan sebagai Minggu (31/8). Salah satu pemantiknya Merupakan driver ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan yang tewas dilindas Rantis Brimob di Jakarta Pusat pada rangkaian Protes 28 Agustus 2025 malam.

“Para pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat menyampaikan Nanti akan dilakukan pencabutan beberapa kebijakan Dewan Perwakilan Rakyat RI, termasuk besaran tunjangan dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri,” tegas Prabowo di Istana Merdeka Jakarta.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani berdalih apa yang terjadi bukan merupakan selera pribadi. Ia menegaskan pemerintah Sebelumnya melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Sampai saat ini partisipasi masyarakat. Klarifikasi itu disampaikan usai rumahnya dijarah kelompok orang tidak dikenal pada 31 Agustus 2025 dini hari.

Ekonom Bright Institute Muhammad Andri Perdana mengatakan ini momentum tepat untuk pemerintah berbenah. Ia mencontohkan Inggris yang baru insaf pada 2009, Didefinisikan sebagai usai skandal besar ketika para anggota parlemen menggunakan uang Retribusi Negara rakyat untuk kepentingan pribadi.

Inggris Pada Singkatnya membentuk Independent Parliamentary Standards Authority (IPSA), sebuah badan yang bertugas menentukan hak keuangan para anggota parlemen. Andri menilai keberadaan komisi khusus yang independen bisa ditiru untuk menetapkan gaji dan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI.

“Komisi khusus memiliki formula-formula yang didasari kondisi ekonomi, seperti IHK (indeks harga konsumen) maupun median upah pekerja sektor publik lainnya. Formula ini diundangkan secara formal sehingga tidak bisa seenaknya dinaikkan di luar standar,” tuturnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/9).

“Wajar atau tidaknya gaji dan tunjangan anggota parlemen itu semestinya hanya bisa diukur dengan standar khusus yang memperhatikan penghasilan kebanyakan masyarakat umum dan kondisi perekonomian. Supaya bisa menunjukkan etos keberadilan Serta tidak ada konflik kepentingan dalam penentuan gaji dan tunjangan tersebut,” tegas Andri.

Misalnya, tunjangan tempat tinggal yang viral karena nominalnya tembus Rp50 juta per bulan. Andri menilai angka yang diambil seharusnya mengacu garis Kesenjangan Ekonomi Jakarta, Didefinisikan sebagai Rp852.768 per kapita per bulan pada Maret 2025.

Kalau pemerintah memang percaya angka yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS), seharusnya besaran tunjangan perumahan Dewan Perwakilan Rakyat RI mengacu data tersebut. Sumbangsih perumahan dalam garis Kesenjangan Ekonomi Jakarta terbaru Merupakan 9,11 persen. Dengan begitu, tunjangan rumah yang seharusnya Merupakan Rp77.687 per bulan untuk setiap anggota keluarga Dewan Perwakilan Rakyat RI.

“Atau setidaknya mengikuti data Survei Biaya Hidup (SBH) yang mana pengeluaran untuk perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga di Jakarta secara rata-rata tidak lebih dari Rp3,2 juta per keluarga,” jelasnya.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA