Jakarta, CNN Indonesia —
Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Suharnomo mengatakan pihaknya memastikan Berencana menjatuhkan Hukuman terhadap terduga pelaku perundungan (bullying) di balik kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) di RSUP Kariadi, Semarang, Aulia Risma.
Justru, katanya, sejauh ini dari hasil investigasi internal pihaknya tak menemukan dugaan perundungan yang menjadi faktor dugaan bunuh diri tersebut.
Pihaknya pun tetap menyerahkan dugaan perundungan itu ke pihak berwenang dari Kemenkes Sampai saat ini kepolisian.
Ia meyakinkan pihaknya tak menutup-tutupi sesuatu dalam kasus ini. Undip Bahkan disebut Sudah berkomitmen untuk antiperundungan. Dan, sambungnya, bila perundungan itu bisa dibuktikan, pelakunya Berencana dikeluarkan.
“Kita Pernah sangat jelas ini Pernah zero bullying kalau terbukti ada Tidak mungkin tidak kita DO [drop out], kita tak mentolerir lah, kalau [almarhumah] Bu Risma Pernah Tidak mungkin tidak enggak [ada bullying] lah. Kalau ada ya monggo dicari aja di pihak kepolisian atau yang berwenang lainnya. Kan Irjen Bahkan Pernah terbuka, kita tidak menutup apa pun silakan teman-teman residen dipanggil sendiri tanpa kita,” Suharnomo di kantornya, Tembalang, Semarang, Senin (19/8) seperti dikutip dari detikJateng.
Suharnomo mengatakan dari hasil investigasi pihak internal tak ditemukan dugaan perundungan. Ia menyebutkan investigasi internal itu dilakukan dengan Tips memeriksa Sebanyaknya pihak, berbagai catatan akademik, dan rekaman kamera pengawas (CCTV).
“Dari internal kita memang tidak ada (temuan bullying), tapi kita menyerahkan dong sama kepolisian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata
Hasil investigasi itu Bahkan Sudah diserahkan ke Itjen Kemendikbudristek, ItjenKemenkes, Sampai saat ini kepolisian.Hal itu Bahkan disebut Pernah disampaikan ke Irjen Kemenkes, Irjen Kemendikbudristek, dan pihak kepolisian.
“Ya kita tanya kan Kaprodinya kemudian KSM-nya kemudian dengan Dekan dengan KPS yang ada di sana, Ia sampaikan tidak ada yang seperti itu. Jadi kita Pernah sampaikan ke Irjen Bahkan, Kemenkes dan Dikti riwayat Ia yang memang dari semester awal Pernah banyak sakit ya dan banyak absensi, kemudian dari KPS Bahkan Pernah sangat bagus menggantikan yang bersangkutan kalau lagi sakit dan lain sebagainya,” jelasnya.
Mahasiswi PPDS prodi anestesi Undip, Aulia Risma, beberapa waktu lalu ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya. Ia diduga bunuh diri, dan belakangan salah satu faktornya Merupakan tak kuat menahan beban mental perundungan senior di lingkungan akademis itu.
Hal itu pun diperkuat dengan apa yang ditulis dalam buku hariannya.
Sementara itu Merujuk pada hasil visum, tim penyidik Polrestabes Semarang menduga kuat kematian Aulia Risma terkait dengan Resep suntikan yang dimasukkan korban ke tubuhnya sendiri.
Dari hasil visum luar, Polisi mendapati luka bekas suntikan di punggung tangan kiri korban serta korban dinyatakan mati lemas.
Sedangkan dari hasil olah TKP, didapati sisa cairan Resep melemaskan otot di alat suntik serta buku harian korban yang berisi korban menderita penyakit punggung atau saraf kejepit.
“Jadi kalau dari visum luar, didapati ada luka bekas suntikan di punggung tangan kiri korban. Terus di TKP kamar kos korban, ada sisa Resep suntik yang dipakai korban. Resep itu jenisnya untuk melemahkan atau meregangkan otot,” ujar Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di kantornya, Sabtu (17/8).
Ia pun mengonfirmasi soal temuan buku harian, Justru Irwan menyebut terkait dugaan perundungan menjadi salah satu faktor itu belum ditemukan bukti menjurus.
“Sampai Saat ini Bahkan Bahkan belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan alat bukti. Kalau memang ada bully-an dan perundungan Tidak mungkin tidak Berencana langsung kita proses hukum,” kata Irwan usai pertemuan dengan tim audit dari Kemenkes yang dipimpin Irjen Kemenkes Murti Utami, Jumat (16/8).
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/kid)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA