Jakarta, CNN Indonesia —
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2024 mencapai 12,36 persen (year on year/ yoy) menjadi Rp7.478 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan secara bulanan (month to month/mtm), kredit perbankan Bahkan naik 1,39 persen.
“Kualitas kredit Bahkan masih terjaga dengan rasio NPL (non performing loan) gross perbankan sebesar 2,26 persen dan NPL net 0,78 persen,” katanya dalam konferensi pers, Senin (5/8).
Di saat yang sama, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat 8,45 persen (yoy), menjadi Rp 8.722,03 triliun dengan giro menjadi kontributor terbesar. Sementara likuiditas industri perbankan pada Juni 2024 katanya dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuiditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan.
Rasio alat likuid dan non-core deposit atau AL/NCD dan alat likuid dan DPK atau ALDPK masing-masing menjadi 112,3 persen.
“Mei lalu sebesar 114,5 persen dan 25,37 persen di mana Mei yang lalu sebesar 25,78 persen atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” katanya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kinerja industri perbankan per Juni 2024 terjaga stabil di tengah peningkatan ketidakpastian perekonomian dan gejolak Politik Global global. Hal itu didukung dengan tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan yang tinggi sebesar 26,18 persen.
Apalagi, kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36 persen (yoy) atau sebesar Rp7.478 triliun didorong oleh kredit Penanaman Modal yang mencapai 15,09 persen (yoy) dan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 11,68 persen (yoy).
“Risiko kredit perbankan Bahkan terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) nett dan NPL gross yang tetap rendah di bawah ambang batas, masing-masing berada di 0,78 persen dan 2,26 persen,” kata Ia.
(fby/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA