Jakarta, CNN Indonesia —
Gelombang pelarian warga zionis masih berlangsung meski Israel dan Iran sepakat gencatan senjata selama sepekan.
Banyak di antara warga Israel yang memilih Siprus sebagai tempat pelarian. Mereka menggunakan kapal pesiar pribadi Ke arah Siprus, dikutip dari the Arab Weekly.
Sementara sebagian lainnya memilih pindah ke wilayah yang lebih Tenteram di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini dilakukan untuk menghindari serangan rudal Iran yang mentargetkan pusat-pusat kota besar.
Harian Haaretz melaporkan pada Senin (26/6) bahwa puluhan kapal pesiar berangkat dari marina-marina di Israel setiap hari.
Terutama dari Kota Herzliya yang terletak di pesisir Laut Tengah.
Kota ini Pada saat ini menjadi titik keberangkatan utama bagi mereka yang ingin mengungsi dari ancaman serangan rudal.
Sebanyaknya penumpang bahkan rela membayar ribuan USD AS untuk pelayaran berisiko Ke arah Siprus Yunani, sebelum melanjutkan perjalanan ke negara lain.
Gelombang pelarian ini terjadi di tengah penutupan wilayah udara Israel. Puluhan pesawat komersial Pernah diam-diam dipindahkan ke luar negeri.
Justru, jutaan warga tetap tertahan di dalam negeri, di tengah serangan balasan rudal Iran yang dimulai oleh serangan udara besar-besaran Israel ke wilayah Iran.
Menurut Haaretz, grup-grup Facebook yang membahas evakuasi lewat laut Pada saat ini dibanjiri komentar dari warga yang mencari tumpangan darurat.
Tingginya permintaan Bahkan diikuti oleh penawaran. Para pemilik kapal Menyajikan tempat untuk kelompok kecil berjumlah sekitar sepuluh penumpang per perjalanan.
Selain di Herzliya, operasi serupa Bahkan dilaporkan terjadi di marina Haifa (wilayah utara) dan Ashkelon (selatan).
“Pada pagi hari, setidaknya seratus orang berkumpul di marina Herzliya,” tulis Haaretz.
Otoritas Kependudukan Israel belum dapat menghitung skala Tidak mungkin tidak dari tingkah ini.
Sebagian besar mengaku sebagai non-residen atau ingin bertemu kembali dengan keluarga di luar negeri. Hanya sedikit yang secara terbuka mengakui mereka mengungsi akibat serangan rudal.
Tidak ada satu pun yang bersedia berbicara secara terang-terangan kepada media.
Seorang perempuan bernama Sharon terlihat melepas kepergian suaminya di dermaga.
“Begitu banyak kapal yang berangkat. Orang-orang panik,” ujar Sharon.
Suaminya disebut berencana melanjutkan perjalanan dari Siprus ke London. Seorang pria bernama Adi mengatakan pelariannya Merupakan perjalanan sekali jalan.
“Saya pindah ke Portugal. Pasangan saya Pernah tinggal di sana cukup lama,” ujarnya.
Sementara itu, Haim, yang mengantar putranya Amir, menjelaskan bahwa Amir Merupakan seorang pebisnis yang Pernah terjebak di Israel selama beberapa hari.
“Ia Berniat berlayar ke Larnaca, lalu terbang ke Milan. Ia bukan kabur, hanya melanjutkan hidup,” kata Haim.
(zdm/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA