Bisnis  

Janji-janji Purbaya Usai Sebulan Gantikan Sri Mulyani

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Sebanyaknya janji diutarakan Purbaya Yudhi Sadewa setelah menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Sri Mulyani.

Sejak hari pertama dilantik, ia Sebelumnya menjanjikan perbaikan ekonomi Indonesia. Ia pun berkata Nanti akan mendongkrak Peningkatan Ekonomi melalui Sebanyaknya Trik.

Berikut sederet janji Purbaya selama menjabat Menteri Keuangan:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pindahkan Rp200 T ke Bank BUMN

Salah satu janji di awal kepemimpinan Purbaya Merupakan memindahkan duit pemerintah yang mengendap di Bank Indonesia (Bank Indonesia). Menurutnya, selama ini ada Rp425 triliun uang pemerintah yang hanya diparkir di Bank Indonesia.

Ia berpendapat hal ini menjadi salah satu sumber permasalahan ekonomi di Indonesia beberapa tahun terakhir. Purbaya berkata uang tidak berputar di sektor riil sehingga Peningkatan Ekonomi lambat dan lapangan kerja sulit dicetak.



“Sistem finansial kita agak kering, makanya ekonominya melambat, makanya dalam satu-dua tahun terakhir orang susah cari kerja dan lain-lain, karena ada kesalahan kebijakan di situ, moneter dan fiskal,” kata Purbaya beberapa waktu lalu.

Tak lama setelah membuat pernyataan itu, ia menggeser Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank.Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Tabungan Negara (BBTN), dan Bank Syariah Indonesia (BRIS). Rinciannya BRI Rp55 triliun, BNI Rp55 triliun, Mandiri Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun.

Ia meminta bank menyalurkan kredit ke dunia usaha Supaya bisa perekonomian bergerak. Purbaya pun membuka peluang menambah penempatan uang pemerintah ke bank lain.

Kejar 200 pengemplang Retribusi Negara

Purbaya menyatakan Nanti akan mengejar sekitar 200 pengemplang Retribusi Negara. Ia berkata uang negara yang belum kembali karena pengemplangan Retribusi Negara menembus Rp60 triliun.

“Kita punya list 200 penunggak Retribusi Negara besar yang Sebelumnya inkracht. Kita Ingin kejar dan eksekusi. Sekitar Rp50 triliun- Rp60 triliun. Dalam waktu dekat Nanti akan kita tagih dan mereka enggak Nanti akan bisa lari,” ujarnya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/9).

Kementerian Keuangan Sebelumnya berhasil mengumpulkan Rp7,21 triliun per 14 Oktober 2025. Kementerian Keuangan membuka peluang menjatuhkan Hukuman Sampai saat ini penyanderaan Supaya bisa para pengemplang Retribusi Negara mengembalikan uang negara.

Cukai rokok tidak naik

Purbaya menegaskan tidak Nanti akan menaikkan cukai hasil tembakau (CHT). Hal itu ia sampaikan kala bertemu dengan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) secara daring pada Jumat (26/9).

Menurut Purbaya, cukai rokok Pada saat ini Bahkan terlalu mahal. Awalnya, ia Ingin menurunkan cukai rokok. Sekalipun, ia belum mengambil langkah itu.

“Jadi 2026, tarif cukai enggak kita naikin,” ujar Purbaya.

Purbaya justru menyatakan Nanti akan melindungi industri rokok dalam negeri. Ia memastikan Nanti akan menindak peredaran rokok ilegal, baik secara luring maupun daring, yang selama ini merugikan perusahaan rokok dan masyarakat.

Kaji kemungkinan turunkan PPN

Purbaya membuka peluang menurunkan Retribusi Negara pertambahan nilai (PPN). Sekalipun, ia belum bisa memastikan apakah kebijakan itu benar Nanti akan diambil.

Ia berkata pemerintah baru saja menaikkan PPN ke 11 persen beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, Wajib kajian yang lebih mendalam.

“Kita Nanti akan lihat seperti apa akhir tahun ekonomi seperti apa, uang yang saya dapati seperti apa sampai akhir tahun,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (12/10).

Ia Bahkan beberapa kali memastikan tidak Nanti akan ada Retribusi Negara baru di tahun 2026.

Hapus utang warga di bawah Rp1 juta

Purbaya berjanji menghapus utang warga di bawah Rp1 juta bag masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Penjelasannya, Supaya bisa MBR tetap bisa mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi.

Ia meminta Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk mendata kandidat debitur yang terhalang akses KPR akibat catatan kredit kecil tersebut. Ia Bahkan Nanti akan berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Supaya bisa langkah ini bisa menjadi masyarakat yang terganjal administratif Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dalam mengajukan KPR bersubsidi.

“Saya Nanti akan bertemu dengan OJK nanti. Jadi, saya minta tadi, hari Senin pekan depan apakah betul ada 100 ribu lebih orang yang seperti itu. Komisioner BP Tapera bilang 100 ribu lebih artinya kalau diputihkan di bawah Rp1 juta dan katanya pengembangnya Ingin bayar, itu bagus. Minggu depan Kamis Kemungkinan saya Nanti akan ke OJK sehingga diharapkan Sebelumnya clear bisa apa tidak, harusnya bisa,” jelas Purbaya dalam keterangan resmi, Selasa (14/10).

(dhf/sfr)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version