Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Sampai saat ini Korea Selatan (Korsel) melarang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Penjelasannya, mulai dari sentimen terhadap China Sampai saat ini risiko keamanan.
Australia melarang penggunaan DeepSeek untuk seluruh perangkat pemerintahan, karena AI dari Usaha Baru asal China ini dinilai berpotensi menimbulkan risiko keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Departemen Dalam Negeri Australia mengeluarkan arahan Harus bagi semua entitas pemerintah untuk tidak menggunakan DeepSeek.
“[Semua entitas pemerintah wajib] mencegah penggunaan atau pemasangan produk, aplikasi, dan layanan web DeepSeek dan, Bila ditemukan, menghapus semua contoh produk, aplikasi, dan layanan web DeepSeek yang ada dari semua sistem dan perangkat pemerintah Australia,” kata otoritas tersebut, dikutip dari CNN.
Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke mengatakan bahwa DeepSeek menimbulkan “risiko yang tidak dapat diterima” pada teknologi pemerintah dan pelarangan segera dilakukan untuk “melindungi keamanan nasional dan kepentingan nasional Australia.”
Korea Selatan turut melarang sementara penggunaan DeepSeek dengan alasan serupa. Pemerintah Korsel mengeluarkan pemberitahuan pada Selasa (4/2) yang menyerukan kepada kementerian dan lembaga untuk berhati-hati dalam menggunakan layanan AI termasuk DeepSeek dan ChatGPT di tempat kerja.
Dilansir Reuters, perusahaan tenaga hidro dan nuklir yang dikelola oleh negara mengatakan bahwa mereka Pernah memblokir penggunaan layanan AI termasuk DeepSeek pada awal bulan ini. Kemudian, raksasa teknologi Kakao Corp mengatakan kepada para karyawannya untuk menahan diri dalam menggunakan DeepSeek karena masalah keamanan.
Di Amerika Serikat, pemerintah tengah mengajukan aturan untuk melarang penggunaan DeepSeek. Aturan ini Akan segera menghadapkan pengguna pada Hukuman denda Sampai saat ini ancaman penjara Bila ditemukan menggunakan teknologi tersebut.
RUU yang diajukan oleh Senator Partai Republik Josh Hawley ini disebut bertujuan untuk “melarang orang-orang Amerika Serikat untuk memajukan kemampuan kecerdasan buatan di Republik Rakyat Tiongkok, dan untuk orang lain.”
Undang-undang yang tengah diusulkan ini Akan segera mencegah Pembelian Barang dari Luar Negeri “teknologi atau kekayaan intelektual” yang dikembangkan di China, dan siapa pun yang melanggar larangan tersebut dapat dihukum Sampai saat ini 20 tahun penjara.
Dikutip dari The Independent, pelanggar aturan ini dapat didenda Sampai saat ini US$1 juta untuk individu, dan denda bisa mencapai US$100 juta untuk Usaha.
Sekalipun RUU tersebut tidak secara gamblang menyebutkan nama DeepSeek, Justru hal ini terjadi hanya seminggu setelah chatbot asal China menjadi aplikasi AI Terfavorit di Amerika Serikat, yang menyebabkan saham-saham teknologi AS anjlok.
Popularitasnya yang tiba-tiba memicu kekhawatiran tentang keamanan, privasi, dan etika, termasuk ketidakmampuan DeepSeek untuk menjawab pertanyaan tentang topik-topik yang sensitif bagi Partai Komunis China.
Langkah ketiga negara ini menyusul tindakan serupa di Italia dan Taiwan. Negara-negara lain di Eropa dan belahan dunia lain Saat ini Bahkan Bahkan Bahkan tengah menyoroti perusahaan AI tersebut.
(lom/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA