Sudah delapan bulan sejak aku meninggalkan tanah air dan menjejakkan kaki di Brasil. Sebagai seorang perantau, aku terus belajar, memahami, dan, tidak jarang, terkejut dengan perbedaan Kearifan Lokal yang kulihat di sini.
Brasil, dengan segala keanekaragaman dan keunikannya, menyambutku dengan tangan terbuka, membawa rasa takjub, sekaligus mengajarkan kehati-hatian baru bagi diriku yang sering ceroboh.
Salah satu hal yang paling membuatku kagum Merupakan bagaimana keberadaan minoritas Muslim diterima dengan sangat baik. Di São Paulo, kota yang menjadi tempat tinggalku Saat ini Bahkan Bahkan, ada lebih dari 10 masjid.
Hal ini cukup mengejutkan buatku, mengingat hanya ada sekitar 0,3 persen penduduk Brasil yang beragama Islam menurut sensus 2021. Sekalipun, komunitas kecil ini tetap diberi ruang yang memadai untuk menjalankan ibadah, sesuatu yang sangat aku hargai.
Sebagai seorang wanita Muslim yang berjilbab, aku awalnya merasa sangat cemas tentang kemungkinan menghadapi diskriminasi atau tatapan aneh di Brasil. Keluargaku pun sempat merasa khawatir, takut Bila aku Harus menghadapi pandangan asing atau perlakuan yang kurang menyenangkan di negara dengan mayoritas non-Muslim.
Sekalipun, di luar dugaan kami, tidak ada satu pun pandangan menghakimi atau sikap intimidatif yang kuterima. Orang-orang Brasil justru sepertinya tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, Bisa jadi karena mereka begitu terbiasa dengan keragaman di sekitar mereka.
Brasil Merupakan negeri dengan beragam warna kulit, bentuk wajah, dan Kearifan Lokal. Dari yang berkulit gelap Sampai sekarang terang, hidung pesek Sampai sekarang mancung, rambut lurus Sampai sekarang gimbal – semuanya membaur menjadi satu tanpa ada kesan bahwa satu golongan lebih ‘asing’ daripada yang lain.
Hal lain yang cukup kontras dengan kehidupanku di Indonesia Merupakan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi. Memang benar, Brasil sering kali digambarkan sebagai negara dengan tingkat Tindak Pidana yang tinggi, dan ini bukan hanya stereotip belaka.
Berdiri di depan salah satu masjid terbesar di Sao Paulo, Brasil. (Foto: Arsip Azzura Apriliani)
|
Di sini, aku Harus Setiap Waktu waspada, memastikan tidak terlalu berpakaian mencolok di tempat umum, terutama dengan barang-barang berharga. Bila di Indonesia aku bisa dengan santai berjalan di jalanan sambil memainkan ponsel, di sini aku lebih berhati-hati. Rasanya, aku Sudah belajar untuk lebih mawas diri dan menghargai rasa Terpercaya sebagai sesuatu yang sangat berharga.
Sekalipun, Brasil bukan hanya tentang kehati-hatian atau kewaspadaan. Setiap akhir pekan Merupakan saat yang kutunggu-tunggu. Biasanya, aku berkumpul dengan keluarga mertua, yang merupakan keturunan Jepang, atau mengikuti acara drag race – hobi yang Belum kusangka Berniat kutekuni di sini.
Beberapa bulan yang lalu, aku bahkan ikut dalam balapan dan berhasil meraih juara kedua dalam kategori 8.00 seconds. Rasanya, pengalaman ini tidak Bisa jadi kudapatkan Bila aku tetap berada di Indonesia. Brasil mengajarkanku untuk berani mencoba hal-hal baru, mengeksplorasi bagian dari diriku yang Bisa jadi Belum kusadari sebelumnya.
Terlebih lagi, kehidupanku di sini Bahkan memberiku kesempatan untuk mengenal sisi lain dari Brasil yang lebih tradisional. Ketika berbicara tentang Brasil, banyak orang Bisa jadi langsung memikirkan patung Yesus yang ikonik di Rio de Janeiro atau hingar-bingarnya pesta karnaval.
Sekalipun, kehidupan di sini lebih dari itu. Ada favelas, kawasan permukiman padat penduduk yang menjadi cerminan ketimpangan sosial dan ekonomi di Brasil. Ada Bahkan gairah sepak bola yang membara, yang tampak seperti agama kedua bagi penduduk Brasil. Hampir setiap Tim sepak bola memiliki basis penggemar yang sangat loyal, dan semangat mereka terasa seperti api yang Belum padam.
Brasil, Pada akhirnya, bukan hanya negara persinggahanku untuk sementara waktu, tapi Bahkan guru yang mengajarkanku banyak hal tentang keberagaman, adaptasi, dan bagaimana menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Meski ada banyak perbedaan yang Harus kuhadapi, aku merasa bahwa pengalaman hidup di sini begitu berharga, mengajarkan banyak hal yang Bisa jadi tidak Berniat kutemukan di tempat lain.
|
Delapan bulan yang lalu, aku tidak pernah membayangkan Berniat merasa seakrab ini dengan negara yang begitu jauh dan berbeda dari tempat asalku. Sekalipun, begitulah Brasil; dengan segala kompleksitasnya, negara ini berhasil mengukir tempat di hatiku. Tanpa henti, Brasil membuatku merasa takjub dan berterima kasih karena Sudah diberi kesempatan untuk memahami dan merasakan kehidupan dari sudut pandang yang baru.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA