Jakarta, CNN Indonesia —
Pulau Santorini, Yunani, diguncang ratusan kali gempa dalam beberapa hari terakhir. Ratusan gempa ini pun memunculkan kekhawatiran Berniat potensi letusan gunung berapi di pulau tersebut.
Para Ahli dan pejabat pemerintahan setempat bertemu di Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil Yunani pada hari Rabu (29/1) untuk membahas peningkatan aktivitas seismik di Santorini, sebuah pulau di Laut Aegea yang melingkar di sekitar kaldera gunung berapi yang berada di bawah laut. Peningkatan aktivitas seismik ini terkonsentrasi di ujung utara kaldera.
Aktivitas seismik Sebelumnya mengguncang pulau ini secara perlahan selama beberapa minggu terakhir. Stasiun seismik di Santorini yang dikelola oleh Universitas Aristoteles di Thessaloniki mendeteksi sedikitnya 39 gempa bumi kecil, sebagian besar berkekuatan 3,5 SR atau kurang, pada hari Jumat (31/1).
Melansir Live Science, pulau ini terbentuk dari letusan Minoa pada tahun 1600 SM, salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah manusia, menurut Lamont-Doherty Earth Observatory di New York.
Gunung berapi ini pernah mengalami periode gejolak yang serupa sebelumnya tanpa meletus. Menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian National Museum of Natural History, antara tahun 2011 dan 2012, terdapat periode aktivitas seismik yang berkaitan dengan pergerakan magma di bawah permukaan.
Hal ini didahului oleh periode subsidensi, atau tenggelam, di pulau kecil Nea Kameni yang berada di tengah kaldera yang cekung.
Gunung berapi ini terakhir kali meletus pada tahun 1950. Letusannya relatif kecil, menghasilkan kubah lava dan awan abu yang membumbung beberapa ratus meter ke langit.
Sebuah letusan pada tahun 726 Masehi dilaporkan menyebabkan laut mendidih dan mengirimkan bongkahan batu apung terbang sejauh 400 kilometer. Gunung berapi ini Sebelumnya menyebabkan gangguan sejak lama.
Sebuah penelitian pada tahun 2024 menemukan bahwa gunung ini meletus lebih dari setengah juta tahun yang lalu, memuntahkan 90 kilometer kubik batu dan abu.
Para ilmuwan tidak menduga bahwa gejolak yang terjadi Pada Saat ini Bahkan Berniat menyebabkan ledakan yang begitu dramatis.
“Apa yang Sangat dianjurkan kita sadari Merupakan bahwa gunung berapi Santorini menghasilkan ledakan yang sangat besar setiap 20.000 tahun,” kata Efthymios Lekkas, seismolog dan kepala komite pemantauan ilmiah untuk Busur Gunung Berapi Hellenic.
“Sebelumnya 3.000 tahun sejak ledakan terakhir, jadi kita memiliki waktu yang sangat lama sebelum menghadapi ledakan besar,” lanjut Ia.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA