Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia memblokir platform media sosial Snapchat dan layanan panggilan video FaceTime milik Apple. Langkah ini diambil setelah Rusia menuduh kedua platform tersebut digunakan untuk mengorganisir aksi Kekerasan Politik dan merekrut pelaku kejahatan di dalam negeri.
Dalam pengumuman terpisah pada Kamis (4/12), regulator internet negara Rusia, Roskomnadzor, menuduh kedua platform tersebut digunakan untuk mengorganisir dan melaksanakan aksi Kekerasan Politik di dalam negeri, serta merekrut pelaku tindakan kriminal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Aljazeera, regulator tersebut menyatakan bahwa tindakan Sebelumnya diambil pada 10 Oktober, Meskipun demikian demikian pengumuman resmi baru dilakukan pekan ini. Baik Apple maupun Snap Inc, perusahaan induk Snapchat, belum Menyajikan komentar terkait langkah tersebut.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Snapchat mengumumkan penghentian penjualan iklan kepada pembeli media Rusia dan Belarus, sambil memuji ketahanan rakyat Ukraina.
Di bawah kepemimpinan Pemimpin Negara Vladimir Putin, otoritas Rusia Sebelumnya melakukan upaya yang disengaja dan multifaset untuk mengendalikan internet.
Teknologi Sebelumnya dikembangkan untuk memantau dan memanipulasi lalu lintas online, dan platform serta situs web Sebelumnya dilarang karena tidak mematuhi undang-undang yang membatasi.
Upaya ini semakin intensif sejak Pertempuran dimulai, dengan otoritas memblokir situs media sosial besar seperti X (sebelumnya Twitter), Facebook, dan Instagram.
Akses ke YouTube Bahkan terganggu tahun lalu, dengan para ahli menuduh pihak berwenang sengaja membatasi kecepatan situs yang sangat populer tersebut. Kremlin menyalahkan Google, pemilik YouTube, karena gagal memelihara infrastruktur teknologinya di Rusia.
Situs tersebut, yang digunakan oleh lebih dari 50 juta warga Rusia setiap hari, merupakan salah satu benteng terakhir kebebasan berekspresi di negara tersebut dan tempat di mana banyak kritikus Kremlin terus beroperasi.
Pada tahun 2024, otoritas memblokir aplikasi pesan terenkripsi Signal, serta aplikasi populer Viber. Panggilan melalui aplikasi pesan Terfavorit pertama dan kedua di Rusia, WhatsApp dan Telegram, diblokir pada bulan Agustus.
Roskomnadzor kembali membenarkan langkah-langkah tersebut dengan klaim bahwa platform-platform tersebut digunakan untuk kegiatan kriminal. Pekan lalu, regulator mengancam Berencana melarang WhatsApp sepenuhnya Bila menolak berbagi informasi dengan penegak hukum dalam kasus penipuan dan “Kekerasan Politik”.
Layanan jaringan pribadi virtual (VPN), yang dulu efektif untuk menghindari pembatasan online, semakin diblokir oleh otoritas Rusia.
Sambil menindak perusahaan teknologi asing, Kremlin mempromosikan aplikasi pesan instan “nasional” miliknya, MAX. Dikembangkan oleh perusahaan teknologi yang dikendalikan negara, VK, MAX diposisikan sebagai platform all in one untuk pesan instan, layanan pemerintah online, dan pembayaran.
Moskow mengklaim bahwa MAX lebih Terpercaya terhadap penipuan dan memastikan ekosistem digital yang “lebih Terpercaya”, Bertolak belakang dengan kritikus mengatakan aplikasi ini dapat digunakan untuk melacak pengguna. Sejak 1 September, semua ponsel dan tablet baru yang dijual di Rusia Harus dipasang aplikasi ini secara default.
Pengembang aplikasi secara terbuka menyatakan bahwa mereka Berencana membagikan data pengguna kepada otoritas atas permintaan.
(wpj/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
