Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah video adu mulut dua warga di Kebumen, Jateng viral di media sosial. Dengan nada tinggi, mereka membahas masalah dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di salah satu SD di Kebumen, Jateng.
Salah satu pria dengan atribut ormas Pemuda Pancasila yang yang terlihat mengintimidasi dalam video tersebut Merupakan Supeno. Ia terlibat cekcok dengan Sugiyono selaku ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen.
Di video itu, Supeno bersama beberapa temannya yang sama-sama mengenakan seragam Pemuda Pancasila.
Terlihat dalam video tersebut beberapa kali Supeno terpancing emosinya dan dengan nada tinggi meminta Supaya bisa pihak wali murid yang didampingi oleh Sugiyono untuk mencabut laporan terkait dugaan pungli yang terjadi di salah satu SD di Petanahan, Kebumen.
Pihak wali murid yang didampingi LSM tersebut sebelumnya mengaku keberatan dengan adanya pungli di sekolahan sehingga melaporkannya ke Polres Kebumen.
Permintaan Supeno tersebut ditolak Suasana pun semakin memanas sehingga adu mulut pun terjadi antara Supeno dan Sugiyono.
Saat dikonfirmasi, Supeno mengaku bahwa pria yang ada di video viral tersebut Merupakan dirinya.
“Ya, saya yang pakai seragam PP itu,” kata Supeno mengutip detikcom, Rabu (24/7).
Cekcok itu dilatarbelakangi dengan adanya tudingan dari salah satu wali kelas yang menuding sebuah SD di Desa Jatimulyo melakukan pungli. Bahkan wali murid itu Singkatnya mengadu ke polisi dengan didampingi Sugiyono.
Menurut Supeno, Ia kemudian dimintai tolong oleh Kepala Desa Jatimulyo untuk menyelesaikan masalah itu. Sebab, wali murid tersebut tinggal satu desa dengan Supeno, di mana pria itu Bahkan menjabat sebagai kepala desa. Ia pun mendatangi rumah wali murid tersebut.
“Pungli enggak ada, tak (saya) jamin nggak ada pungli. Sekolah di mana saja yang namanya infak oleh komite dan wali murid, kepala desa itu Sebelumnya disetujui semua. Dana BOS Bahkan nggak semuanya boleh untuk pengembangan,” kata Ia.
Tak lama kemudian, Sugiyono mendatangi rumah wali murid tersebut. Hal itu kemudian yang membuat suasana memanas dan terjadi cekcok.
Intimidasi karena laporan pungli sekolah
Sementara itu, Sugiyono menuturkan kejadian intimidasi tersebut diduga buntut dari laporannya ke Polres Kebumen terkait adanya dugaan pungli yang dikeluhkan oleh wali murid SDN 1 Jatimulyo.
Menurutnya, saat itu Ia memang diminta oleh wali murid tersebut untuk datang ke rumah. Sebab, ada kabar rumah wali murid itu Berniat didatangi oleh beberapa orang terkait dengan laporan ke polisi itu.
“Nanti habis maghrib rumahnya Ingin didatangi oleh Kepala Desa Menganti dan Pemuda Pancasila (PP) terkait laporan dan aduan kepada LPKSM Kresna Cakra Nusantara,” kata Sugiyono melalui keterangan tertulis.
Sugiyono mengaku diminta hadir ke rumah kliennya karena khawatir Manakala terjadi sesuatu atau keributan.
Sekalipun, sesampainya di Tempat Sugiyono mengaku mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, caci maki dan kata kasar, ada Bahkan batu besar yang dibanting di meja oleh Supeno dan beberapa kawannya.
Ia Bahkan menyebut wali murid itu Saat ini Bahkan dalam kondisi tertekan. Bahkan, Ia Sebelumnya kesulitan untuk berhubungan dengan kliennya itu.
“Pada Saat ini Bahkan klien saya Sungguh-sungguh down, drop mental dan ketakutan, bahkan nomor WhatsApp saya pun sampai diblokir oleh klien saya dan bahkan tidak Ingin berkomunikasi lagi dengan saya,” imbuhnya.
Adapun pihak polisi Bahkan mengakui Sebelumnya ada laporan terkait dugaan pungli itu.
“Terkait laporan dugaan pungli, itu Sebelumnya diterima oleh Satreskrim dan Sebelumnya dilakukan upaya klarifikasi kepada pihak-pihak terkait. Untuk yang pemaksaan atau intimidasi memang laporannya bukan ke Polres tapi ke Bareskrim itu dari LSM-nya sendiri yang Sebelumnya laporan,” ungkap Kasat Reskrim Polres Kebumen, AKP La Ode Arwan Syah.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/DAL)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA