Jakarta, CNN Indonesia —
Polisi tengah memverifikasi laporan keluarga terpidana kasus pemerkosaan Sampai saat ini pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada 2016. Pihak keluarga melaporkan saksi Aep dan Dede ke Bareskrim terkait dugaan pemberian keterangan palsu.
“Masih dalam proses, proses pengumpulan bahan keterangan dulu, verifikasi,” ujar Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/7).
Laporan tersebut dilayangkan Roely Panggabean selaku pengacara keluarga terpidana dan tercatat dengan nomor LP/B/227/VII/2024/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 10 Juli 2024.
“Hari ini saya buat laporan atas nama para terpidana dan kegiatan ini Merupakan rangkaian kegiatan untuk mencari bukti-bukti yang lain,” kata Roely kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (10/7).
Ia menjelaskan dugaan keterangan palsu itu diduga diberikan Aep dan Dede dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) awal kasus pembunuhan Vina dan Eki.
Roely mengatakan salah satu keterangan yang diduga palsu Disebut juga terkait kesaksian mereka yang melihat adanya para terpidana di Tempat tewasnya Vina dan Eki.
“Keterangan bohong yang diucapkan Aep dan Dede yang menyatakan mereka bahwa mereka melihat 5 (orang) yang jadi terpidana itu, ada di depan di SMP 11. Faktanya mereka tidak ada di situ,” jelas Roely.
“Dan banyak hal yang kita lihat bahwa dilempari di situ penduduk sana kita Pernah terjadi ambil bukti-bukti gak ada tuh keributan malam itu. Demikian Bahkan yang warungnya,” imbuh Ia.
Pengacara keluarga lainnya, Jutek Bongso mengatakan dalam pelaporan tersebut pihaknya turut membawa Sebanyaknya barang bukti yang membantah pernyataan Aep dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) awal.
Mulai dari surat pernyataan masing-masing terpidana, putusan dari Lembaga Peradilan Negeri Cirebon, Sampai saat ini keterangan dari Sebanyaknya saksi baru.
Justru, Jutek tidak menjelaskan lebih jauh ihwal sosok saksi baru yang dimaksud tersebut.
“Banyak sekali bahkan saksi baru yang menguatkan bahwa apa yang disampaikan Aep dan Dede itu patut diduga tidak benar makanya kita minta diuji,” kata Ia.
Oleh karena itu, Jutek berharap dengan adanya laporan ini penyidik dapat kembali mendalami kebenaran dari keterangan yang disampaikan Aep dan Dede.
“Nanti penyidik yang melihat bagaimana duduk perkaranya yang berbohong atau tidak, nanti Nanti akan ketahuan,” jelasnya.
Dalam laporannya, Aep dan Dede diduga melanggar Pasal 242 KUHP tentang Menyajikan keterangan palsu di bawah sumpah.
Sosok Aep merupakan pekerja pencucian kendaraan yang menjadi salah satu saksi di kasus Vina. Keterangan Aep tercatat dalam berita acara pemeriksaan (BAP) oleh Iptu Rudiana. Rudiana Bahkan dikenal sebagai ayah dari Eky.
Pada saat kejadian itu, Aep mengaku Tengah berada di tempatnya bekerja dan melihat detik-detik Vina dan Eky melintas di depan warung tempat para terpidana Tengah berkumpul.
Adapun pada 2016, polisi menetapkan 11 tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, Muhammad Rizky Rudian atau Eki, di Cirebon, Jabar.
Delapan orang Pernah terjadi diadili Disebut juga Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana, dan Saka Tatal.
Tujuh terdakwa divonis penjara seumur hidup. Sementara itu, ada satu pelaku atas nama Saka Tatal dipenjara delapan tahun karena masih di bawah umur saat melakukan kejahatan tersebut.
Kasus ini kembali viral pada 2024. Pada Mei 2024 lalu, polisi menangkap Pegi Setiawan di Bandung, Jabar.
Polisi kemudian menetapkan Pegi yang disebut alias Perong itu sebagai tersangka Sekaligus otak dari pemerkosaan Sampai saat ini pembunuhan Vina dan Eky.
Pegi kemudian mengajukan gugatan praperadilan dan dikabulkan PN Bandung, sehingga status tersangkanya dibatalkan demi hukum. Pegi Sekarang Pernah terjadi dibebaskan dari tahanan.
(pop/isn)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA