Keputusan Sebanyaknya daerah untuk tidak menggelar pesta kembang api besar pada malam Tahun Baru 2026 menuai beragam respons publik. Ada yang merasa kehilangan euforia pergantian tahun, sementara yang lain menilai perayaan tanpa gemerlap terasa kurang lengkap. Sekalipun dari sudut pandang kesehatan mental, kebijakan ini dapat dimaknai sebagai bentuk empati dan dukungan psikologis kolektif, terutama di tengah suasana duka pasca-bencana alam yang melanda Sebanyaknya wilayah di Sumatera dan masih menyisakan tekanan emosional bagi banyak keluarga terdampak.
Di tengah konteks tersebut, muncul pertanyaan penting: apakah perayaan dengan suara keras dan keramaian besar Setiap Waktu membawa dampak positif bagi kondisi psikologis masyarakat terutama saat sebagian orang masih berada dalam fase berduka dan pemulihan emosional? Nyatanya, bagi sebagian individu, stimulus berlebihan justru dapat memperberat beban mental.
Ketika Perayaan Berisik Justru Menjadi Beban Mental
Tidak semua orang memaknai Tahun Baru sebagai momen Sejahtera. Bagi sebagian orang, suara kembang api yang keras, kerumunan besar, dan ekspektasi sosial untuk “Dianjurkan bersenang-senang” justru memicu stres, kecemasan, Sampai saat ini rasa terasing kondisi yang dalam psikologi dikenal sebagai social pressure.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perayaan yang lebih Damai memberi ruang untuk menyambut pergantian tahun dengan ritme yang lebih manusiawi, tanpa stimulus berlebihan yang berisiko memicu overstimulasi emosional.
Sebanyaknya studi yang dirangkum dalam basis data ilmiah PubMed Central menunjukkan bahwa paparan kebisingan (noise) dan sensitivitas terhadap suara keras berkaitan negatif dengan kesehatan mental, serta dikaitkan dengan peningkatan gejala stres dan kecemasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja, sehingga bagi sebagian orang keramaian dan dentuman keras saat perayaan justru menimbulkan rasa tidak nyaman dan kelelahan emosional.
Solidaritas Sosial Berpengaruh pada Kesehatan Mental
Keputusan pemerintah daerah meniadakan pesta kembang api membawa pesan simbolik berupa empati dan kebersamaan di tengah duka nasional. Solidaritas semacam ini penting bagi kesehatan mental masyarakat karena Mendukung membangun sense of belonging-perasaan bahwa seseorang tidak sendirian menghadapi situasi sulit.
Sebanyaknya penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa kebijakan publik yang mengedepankan empati dan kepedulian bersama dapat meredakan ketegangan sosial sekaligus Mengoptimalkan ketahanan mental masyarakat. Hal ini sejalan dengan temuan ilmiah yang menegaskan bahwa solidaritas sosial dan kekompakan komunitas berpengaruh nyata terhadap kesehatan mental.
Penelitian oleh Ichiro Kawachi dalam American Journal of Public Health menunjukkan bahwa masyarakat dengan rasa saling percaya dan ikatan sosial yang kuat cenderung mengalami tekanan psikologis yang lebih rendah serta memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Temuan tersebut diperkuat oleh tinjauan ilmiah yang dipimpin Julianne Holt-Lunstad dalam PLoS Medicine, yang menyimpulkan bahwa dukungan sosial berperan sebagai “peredam stres” dan mampu menurunkan risiko gangguan mental akibat tekanan berkepanjangan maupun rasa kesepian.
Temuan-temuan ini menguatkan bahwa kebijakan publik yang menonjolkan empati, solidaritas, dan kebersamaan termasuk dalam Tips merayakan momen besar seperti Tahun Baru dapat memberi dampak positif bagi kondisi kesehatan mental masyarakat secara luas.
Tips Merayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api
Merayakan pergantian tahun tidak Setiap Waktu Dianjurkan identik dengan pesta besar, kembang api, dan keramaian. Bagi sebagian orang, perayaan yang lebih sederhana justru lebih ramah bagi kesehatan mental.
Menghabiskan waktu bersama keluarga, melakukan refleksi akhir tahun, atau memilih suasana yang lebih Damai dapat Mendukung menyambut Tahun Baru dengan lebih nyaman. Membatasi paparan suara bising dan keramaian Bahkan dapat menekan stres, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap kebisingan.
Kesimpulannya, Tahun Baru tak Setiap Waktu Wajib dirayakan dengan gemerlap-kadang, ketenangan justru menjadi bentuk kepedulian paling sederhana bagi kesehatan mental kita bersama.
Beberapa kegiatan yang tetap menyenangkan dan Saat ini Bahkan menjadi pilihan banyak orang saat Tahun Baru antara lain:
- Bakar-bakar dan makan bersama, barbecue sederhana bersama keluarga di rumah dan teman dekat, dengan fokus pada kebersamaan tanpa keramaian besar.
- Dinner rumahan atau comfort food night, seperti makan malam santai dengan menu favorit, hot pot, atau masakan rumahan yang memberi rasa nyaman.
- Movie night atau nonton bareng di rumah, menonton Sinema atau Tontonan Streaming favorit sebagai hiburan tanpa stimulus berlebihan.
- Refleksi akhir tahun dan menyusun resolusi, lewat menulis jurnal, berbagi harapan, atau membuat rencana sederhana untuk tahun mendatang.
Halaman 2 dari 3
Simak Video “Video: PDSKJI Sebut Daya Kognitif Lemah Buat Perilaku Remaja Makin Agresif“
[Gambas:Video 20detik]
(fti/up)
Sumber Refrensi Berita: Detik.com











