Jakarta –
Saat seseorang alergi terhadap zat tertentu, sistem kekebalan tubuh Berencana bereaksi berlebihan. Reaksi berantai ini mengakibatkan pelepasan histamin sehingga muncul gejala alergi berupa bersin-bersin, gatal dan ruam kulit, Sampai saat ini mata memerah.
Selain dikenal menyebabkan gejala alergi, histamin mengatur berbagai fungsi tubuh dan berperan penting dalam respons peradangan tubuh. Simak lebih lanjut mengenai histamin di uraian berikut.
Apa Itu Histamin?
Dilansir WebMD, histamin Merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem imun. Histamin diibaratkan sebagai ‘penjaga’ dan Berencana bertindak saat alergen atau pemicu alergi mengganggu tubuh. Bisa dibilang, histamin termasuk bagian dari sistem Lini belakang tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat tubuh mendeteksi alergen, sistem imun Berencana meluncurkan serangkaian reaksi untuk melindungi tubuh. Sinyal Berencana dikirimkan ke sel mast di kulit, paru-paru, hidung, usus, Sampai saat ini darah untuk melepaskan histamin yang tersimpan di dalamnya.
Ketika dilepaskan, histamin Mengoptimalkan aliran darah di area tubuh yang terkena alergen. Hal ini menyebabkan peradangan yang memungkinkan zat kimia lain dari sistem kekebalan tubuh masuk untuk melakukan perbaikan. Histamin kemudian berhenti di reseptor tubuh.
Pemberhentian histamin ini membuat tubuh memperlihatkan gejala alergi. Misalnya, Manakala hidung terkena alergen bulu hewan maka histamin memicu membran menghasilkan lebih banyak lendir. Alhasil, hidung menjadi berair atau tersumbat dan membuat bersin-bersin. Lendir yang dihasilkan Bahkan bisa mengganggu tenggorokan yang membuat batuk.
Saat Histamin Tinggi dalam Tubuh
Histamin bisa ditemukan dalam makanan tertentu dan beberapa makanan memicu pelepasan histamin yang tersimpan dalam tubuh. Mengutip Verywell Health, konsumsi Sebanyaknya makanan ini dapat Mengoptimalkan kadar histamin tubuh sehingga pengidap intoleransi histamin dapat mengalami gejala seperti alergi meski tidak punya reaksi alergi tertentu.
Gejala saat kadar histamin tinggi dalam tubuh, antara lain sakit kepala atau migrain, kelelahan, gatal-gatal, hidung tersumbat atau berair, mata gatal atau memerah, Sampai saat ini masalah pencernaan dan menstruasi tidak teratur.
Selain karena makanan, kadar histamin meningkat karena tubuh kekurangan enzim diamin oksidase (DAO) dan histamin-N-metiltransferase (HNMT) yang dibutuhkan untuk memproses histamin. Akibatnya, zat tersebut menumpuk dan tubuh tidak dapat mempertahankan kadar histamin normal sehingga muncul gejala menyerupai alergi.
Kadar histamin dalam tubuh dapat diturunkan dengan Medis-obatan resep dan tindakan medis berikut, dilansir Cleveland Clinic:
1. Antihistamin H1
Ini Merupakan golongan Medis yang umum untuk mengobati gejala alergi yang disebabkan oleh alergen serbuk sari dan bulu hewan. Medis ini bekerja dengan memblokir reseptor H1.
Medis ini dapat berupa Medis resep atau Medis dijual bebas. Antihistamin bisa berbentuk tablet, cairan, krim, dan Medis tetes mata.
2. Antihistamin H2
Antihistamin H2 bantu mengobati gejala alergi berupa masalah pencernaan seperti penyakit tukak lambung , penyakit refluks gastroesofageal (GERD), dan dispepsia. Medis ini bekerja dengan memblokir reseptor H2 yang memicu pelepasan asam lambung.
3. Kortikosteroid
Steroid dapat Membantu mengatasi peradangan akibat histamin dan alergi. Sebanyaknya inhaler bantu mengobati dan mencegah asma misalnya yang mengandung Medis steroid.
4. Suntikan Epinefrin
Suntikan ini ditujukan untuk mengobati reaksi alergi parah (anafilaksis) atau serangan asma mendadak. Epinefrin membuka saluran pernapasan dan Mengoptimalkan tekanan darah.
5. Nutrisi Tambahan Tertentu
Nutrisi Tambahan vitamin C, copper, dan vitamin B6 bantu menurunkan kadar histamin, menurut studi.
Wajib diperhatikan, penting berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi Medis atau Nutrisi Tambahan apa pun untuk menurunkan kadar histamin tinggi.
(azn/row)
Sumber Refrensi Berita: Detik.com