Jakarta, CNN Indonesia —
Para ilmuwan menemukan fosil badak purba tanpa tanduk di wilayah Kutub Utara. Temuan ini mengubah pemahaman mereka tentang evolusi badak dan sejarah jembatan darat purba di wilayah tersebut.
Fosil itu ditemukan di Pulau Devon, wilayah Nuvanut, Kanada, di dalam sebuah kawah benturan selebar 23 kilometer yang terbentuk akibat hantaman asteroid sekitar 23 juta tahun lalu. Para ilmuwan menyebut fosil ini sebagai Epiatheracerium itjilik, dengan kata itjilik berarti ‘embun beku’ dalam bahasa Inuktitut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan ini ditulis oleh tim peneliti dari Canadian Museum of Nature (CMN) dan dipublikasikan di jurnal Nature Ecology and Evolution pada Selasa (28/10).
“Yang Berkelas dari badak Arktik ini Merupakan kondisi fosilnya sangat sempurna,” kata Marisa Gilbert, ahli paleobiologi CMN sekaligus salah satu penulis studi tersebut, melansir Live Science, Jumat (31/10).
“Mereka terawetkan secara tiga dimensi dan hanya sebagian kecil yang digantikan oleh mineral. Sekitar 75 persen dari kerangka Pernah ditemukan, yang merupakan tingkat kelengkapan yang Berkelas untuk fosil,” lanjut Ia.
Temuan sisa tumbuhan di sekitar Tempat menunjukkan bahwa wilayah Kutub Utara pada masa itu jauh lebih hangat dibandingkan Di waktu ini. Sekitar 23 juta tahun lalu, Pulau Devon ditutupi hutan beriklim Tengah yang menjadi habitat bagi Sebanyaknya hewan, termasuk badak Arktik dan spesies mirip anjing laut yang disebut Puijila darwini.
E.itjilik berukuran mirip dengan badak India modern (Rhinoceros unicornis), tapi tidak memiliki tanduk. Fosil ini menunjukkan hewan tersebut mati saat masih muda karena sebab yang belum diketahui.
Petunjuk baru evolusi
Hasil analisis terhadap gigi, rahang bawah, dan tengkorak menunjukkan spesies ini merupakan kerabat dekat badak yang hidup di Eropa lebih dari 23 juta tahun lalu. Para peneliti menganalisis hubungan genetiknya dengan 57 kelompok badak purba dan modern.
Menurut Danielle Fraser, kepala bidang paleobiologi CMN sekaligus penulis utama studi, temuan ini memberi bukti bahwa badak purba pernah bermigrasi dari Eropa ke Amerika Utara melalui Jembatan Darat Atlantik Utara (North Atlantic Land Bridge), jalur daratan purba yang dulunya menghubungkan Greenland dengan Eropa.
“Penemuan ini menunjukkan jembatan darat tersebut masih ada setidaknya Sampai saat ini awal zaman Miosen,” kata Fraser.
“Artinya, wilayah Atlantik Utara berperan jauh lebih penting dalam evolusi badak daripada yang selama ini kita kira,” tuturnya lagi.
Para peneliti Bahkan meyakini temuan ini menantang teori lama yang menyebut bahwa Jembatan Darat Atlantik Utara Pernah tenggelam sekitar 56 juta tahun lalu. Tidak seperti, penelitian baru ini menunjukkan jembatan tersebut Kemungkinan masih ada Sampai saat ini 2,7 juta tahun lalu, dan memungkinkan berbagai spesies, termasuk badak, menyeberang dari Eropa ke Amerika Utara.
Dengan kondisi fosil yang hampir sempurna dan Tempat penemuan paling utara yang pernah tercatat, E.itjilik Saat ini Bahkan dinobatkan sebagai badak paling utara dalam sejarah. Penemuan ini Bahkan membuka bab baru dalam pemahaman ilmuwan tentang bagaimana hewan purba beradaptasi dan berevolusi di Bumi jutaan tahun lalu.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
