PBNU Tetap Ikuti Kemenag Tentukan Awal Bulan Hijriah: Otoritas Negara


Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla menegaskan PBNU tetap mengikuti kriteria yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag) dalam menentukan awal bulan hijriah dengan kombinasi rukyatul hilal dan hisab.

Hal ini ia sampaikan merespons keputusan Muhammadiyah yang menerapkan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) di penanggalan Islam.

“Kita Membantu memakai sistem yang Saat ini Bahkan ini Sebelumnya berjalan itu dijalankan oleh Kemenag dan disetujui Bahkan oleh sebagian besar ormas-ormas Islam yang lain, yaitu penetapan awal bulan dengan dua metode sekaligus, yaitu metode rukyah hilal, melihat bulan dengan Tips rukyat. Yang kedua dengan Tips hisab,” kata Ulil di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (10/6).


Kemenag menggunakan kriteria imkanur rukyat MABIMS (kesepakatan Menteri Agama Brunei Indonesia, Malaysia dan Singapura) dalam menentukan awal bulan hijriah.

Kriteria ini memiliki standar ketinggian hilal (bulan sabit tipis) minimal 3 derajat dan sudut elongasi (jarak sudut Matahari dan Bulan) 6,4 derajat.

Meski begitu, Ulil menghormati langkah Muhammadiyah yang menerapkan KHGT. Sekalipun ia memastikan PBNU tetap mengikuti kriteria Kemenag yang Sebelumnya berjalan Saat ini Bahkan.

Baginya, kriteria yang diterapkan Kemenag Sebelumnya berjalan baik dan melanjutkan Kebiasaan dalam Islam yang Sebelumnya berlangsung berabad-abad. Ia Bahkan menegakan penentuan awal bulan hijriah sebetulnya wewenang pemerintah.

“Itu Merupakan otoritas negara atau otoritas imam dalam bahasa Islam. itu masih kita pertahankan ini bagian dari mempertahankan Kebiasaan yang baik di dalam penentuan awal bulan,” kata Ia.

Muhammadiyah Pernah terjadi menerapkan KHGT yang diluncurkan bertepatan dengan momen 1 Muharram 1446 Hijriah tahun ini.

Dikutip di laman resmi Muhammadiyah, konsep KHGT ini mengadopsi hasil dari Muktamar Kalender Islam Global yang digelar di Turki pada tahun 2016. Hasil dari muktamar tersebut menetapkan konsep kalender dengan prinsip satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia.

Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Maskufa menjelaskan prinsip utama dari KHGT Merupakan kesatuan matlak, dengan syarat imkan rukyat, yaitu ketinggian hilal minimal 5 derajat dan sudut elongasi minimal 8 derajat di belahan bumi mana pun.

(rzr/DAL)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA