Jakarta, CNN Indonesia —
Kebakaran Kendaraan Pribadi listrik (EV) bukan hanya sulit dipadamkan, tapi Bahkan memerlukan peralatan khusus yang berbeda dari penanganan Kendaraan Pribadi konvensional. Teknologi baterai lithium-ion yang digunakan sebagian EV menyimpan risiko tinggi saat terbakar.
Pemadaman EV tidak bisa dilakukan menggunakan air atau alat pemadam konvensional. Air seringkali tidak mampu menembus modul baterai yang dilindungi lapisan logam.
Bahkan, dibutuhkan puluhan ribu liter air hanya untuk mendinginkan satu unit EV. Ini jadi tantangan besar Seandainya kebakaran terjadi di Tempat tanpa pasokan air memadai seperti di jalan tol atau gedung parkir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai solusi alternatif, beberapa pemadam kebakaran Pada saat ini mulai menggunakan selimut pemadam khusus (fire blanket) yang dapat menahan penyebaran api dan memperlambat reaksi termal.
Dalam kasus tertentu, Kendaraan Pribadi bahkan direndam ke dalam Kontainer air untuk meredam panas baterai dalam jangka waktu lama.
Butuh APAR khusus untuk Kendaraan Pribadi listrik
Untuk mencegah kebakaran semakin parah, pengguna Kendaraan Pribadi listrik sebaiknya Menyajikan alat pemadam api ringan (APAR) khusus EV. Berbeda dengan APAR biasa, alat ini dirancang menghadapi kebakaran baterai lithium-ion yang kompleks.
Berikut beberapa jenis APAR yang direkomendasikan.
– F-500 Encapsulator: Menyerap panas dan menyelimuti partikel bahan bakar Supaya bisa tidak bereaksi lebih lanjut.
– AVD (Aqueous Vermiculite Dispersion): Membentuk lapisan pelindung di permukaan terbakar dan menyerap panas untuk mencegah nyala ulang.
– CO₂ dan Halotron: Tidak meninggalkan residu, cocok untuk area dengan komponen elektronik sensitif.
– AFFF Foam: Membentuk selimut busa untuk mencegah api menyebar dan menurunkan panas.
Keunggulan APAR khusus EV ini antara lain ketahanan terhadap suhu tinggi, durasi penyemprotan yang lebih lama, dan bahan tidak konduktif dan Terpercaya dari risiko kejutan listrik.
Bahaya tidak membawa APAR EV
Tanpa APAR yang sesuai, risiko kebakaran EV bisa merambat luas. Api dari baterai bisa menyebar dalam hitungan detik, mengeluarkan gas beracun dan bisa menghancurkan seluruh Kendaraan Pribadi.
Seandainya terjadi di dalam garasi, kebakaran bisa menjalar ke rumah atau bangunan lain di sekitarnya.
EV seperti Kendaraan Pribadi listrik menyimpan energi dalam baterai lithium-ion berkapasitas besar. Ketika terjadi kecelakaan atau kerusakan komponen, panas berlebih pada satu sel bisa memicu reaksi berantai yang disebut thermal runaway.
Reaksi ini menghasilkan panas sangat tinggi, bisa mencapai lebih dari 1.200 derajat Fahrenheit, dan menyebar ke seluruh sel lain dalam baterai. Reaksi ini tidak membutuhkan oksigen dari luar dan bisa menyala kembali berjam-jam atau bahkan berhari-hari setelah api utama padam.
Selain panas ekstrem, kebakaran baterai Bahkan melepaskan gas beracun seperti hidrogen fluorida, karbon monoksida, dan metana, yang berbahaya bagi petugas pemadam maupun orang di sekitar Tempat.
(job/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA