Matcha Tak Setiap Saat Terbukti, Ini 7 Efek Samping yang Dianjurkan Diwaspadai

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Matcha kerap disebut sebagai superfood berkat warna hijau cerah, rasa earthy yang khas, dan kandungan antioksidannya yang tinggi. Minuman ini bahkan menjadi simbol Kebiasaan sehat modern, mulai dari kafe Terbaru Sampai saat ini rutinitas Kesejahteraan harian.

Sekalipun, di balik manfaatnya, matcha Bahkan menyimpan Sebanyaknya risiko Bila dikonsumsi berlebihan.

Berbeda dengan teh hijau biasa, matcha dibuat dari daun teh utuh yang digiling menjadi bubuk halus. Artinya, saat meminum matcha, tubuh menyerap seluruh kandungan daun teh, termasuk katekin, kafein, dan L-theanine yang dikenal dapat Memanfaatkan fokus dan metabolisme.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, para ahli mengingatkan, matcha sebaiknya dikonsumsi dengan bijak. Bila diminum lebih dari dua cangkir per hari, matcha berpotensi memicu efek samping, mulai dari gangguan pencernaan Sampai saat ini tekanan darah tinggi. Bahkan, dalam kondisi tertentu seperti kehamilan, matcha bisa menjadi minuman yang berisiko.

Apa itu matcha?

Melansir Healthshots, matcha dan teh hijau berasal dari tanaman yang sama, Camellia sinensis. Perbedaannya terletak pada Tips budidaya dan pengolahannya.

Tanaman matcha ditanam dengan Tips dinaungi sinar matahari langsung selama sekitar 20-30 hari sebelum panen. Proses ini Memanfaatkan kadar klorofil dan asam amino, terutama L-theanine, yang memberi rasa dan profil gizi khas pada matcha.

Setelah dipanen, daun teh dikukus, dikeringkan, lalu digiling menggunakan batu Sampai saat ini menjadi bubuk hijau terang. Karena seluruh daun dikonsumsi, kandungan zat aktif dalam matcha menjadi jauh lebih pekat dibanding teh seduhan biasa.

7 efek samping matcha yang Dianjurkan diwaspadai

Meski banyak kandungan nutrisi yang bisa diserap tubuh, tapi mengonsumsi matcha Bahkan bisa berlebihan terutama Bila dikonsumsi Berlebihan. Berikut Sebanyaknya risiko kesehatan yang bisa muncul Bila matcha dikonsumsi secara berlebihan:

1. Kandungan kontaminan

Karena berasal dari daun teh utuh, matcha berpotensi mengandung logam berat, pestisida, atau fluoride yang terserap dari tanah. Beberapa penelitian menunjukkan, matcha dari wilayah tertentu bisa mengandung jejak zat berbahaya Bila kualitasnya tidak terkontrol.

2. Risiko gangguan hati dan ginjal

Matcha mengandung antioksidan Sampai saat ini tiga kali lebih banyak dibanding teh hijau Unggul. Konsumsi katekin dalam jumlah berlebihan dapat memicu mual dan, pada kasus tertentu, berdampak pada fungsi hati atau ginjal.

Ahli gizi Vidhi Chawla menegaskan, “Manfaat matcha itu nyata, tapi risikonya Bahkan ada Bila dikonsumsi berlebihan.”

3. Tekanan darah meningkat

Meski sering dikaitkan dengan kesehatan jantung, konsumsi teh hijau termasuk matcha dapat Memanfaatkan tekanan darah pada sebagian orang. Bagi penderita hipertensi, matcha sebaiknya dikonsumsi dengan sangat hati-hati.

4. Tidak Terbukti untuk ibu hamil

Kandungan kafein dalam matcha menjadi perhatian utama bagi ibu hamil. Asupan kafein berlebih selama kehamilan dikaitkan dengan risiko keguguran, berat badan lahir rendah, Sampai saat ini gangguan perkembangan janin.

“Ibu hamil sebaiknya menghindari matcha atau mengonsumsinya di bawah pengawasan medis,” ujar Chawla.

5. Reaksi alergi

Meski jarang, matcha dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang, seperti ruam, gatal, pembengkakan, Sampai saat ini sesak napas. Bila gejala ini muncul, segera cari pertolongan medis.

6. Risiko kanker kerongkongan

Minuman panas yang dikonsumsi pada suhu terlalu tinggi dapat merusak lapisan kerongkongan. Kebiasaan ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan. Biarkan matcha sedikit mendingin sebelum diminum untuk mengurangi risikonya.

7. Gangguan pencernaan

Kandungan polifenol yang tinggi dalam matcha dapat mengganggu sistem pencernaan Bila dikonsumsi berlebihan. Efeknya bisa berupa mual, diare, muntah, Sampai saat ini memperburuk gejala irritable bowel syndrome (IBS).

(tis/tis)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA