—
Korea Utara mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Korut menyebut latihan gabungan itu sebagai ‘NATO versi Asia’ dan memperingatkan Akan segera ada konsekuensi fatal.
Dikutip dari AFP, pernyataan ini disampaikan Korut setelah ketiga negara menyelesaikan latihan gabungan bernama ‘Freedom Edge’ yang diselenggarakan selama tiga hari. Mereka berlatih di bidang rudal balistik dan Lini belakang udara, Pertempuran anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.
Para pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang sepakat pada pertemuan puncak trilateral tahun lalu untuk melakukan latihan tahunan sebagai tanda persatuan menghadapi ancaman nuklir Korut dan meningkatnya pengaruh regional China.
“Kami mengecam keras tindakan militer yang provokatif terhadap DPRK (Democratic People’s Republic of Korea),” kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita pemerintah KCNA, Minggu (30/6).
“Hubungan AS-Jepang-Korsel Sudah terlihat seperti NATO versi Asia,” tambah mereka.
Korut menyatakan tidak Akan segera pernah mengabaikan langkah AS dan para pengikutnya untuk Mengoptimalkan blok militer.
Latihan gabungan terbaru ini melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt milik Washington, kapal perusak berpeluru kendali milik Tokyo JS Atago, dan jet tempur KF-16 milik Seoul.
Pyongyang Setiap Waktu mengecam latihan gabungan serupa sebagai latihan invasi. Korea Selatan menolak tuduhan Pyongyang dengan menyatakan bahwa latihan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari latihan Lini belakang yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun di antara ketiga negara.
“Tidak masuk akal Manakala Korea Utara, sumber utama ketegangan di Semenanjung Korea, mengkritik latihan Freedom Edge dengan menjulukinya sebagai ‘NATO Asia’,” kata Kementerian Lini belakang Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Korut dan Korsel Sudah terjebak dalam aksi saling balas balon dalam beberapa pekan terakhir.
Korut mengirimkan balon-balon berisi sampah ke arah selatan sebagai pembalasan atas misi serupa yang dikirim ke utara dari Korsel yang membawa propaganda pro-Seoul.
Korea Selatan Bahkan semakin cemas atas hubungan Korea Utara dengan Rusia. Korea Utara Dituding melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam Pertempuran di Ukraina.
Beberapa waktu lalu, Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin Menghelat pertemuan puncak dengan pemimpin Kim Jong Un di Pyongyang untuk menunjukkan kekompakkan.
(can/tsa)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA