Jakarta, CNN Indonesia —
Korban tewas dalam Protes di Bangladesh bertambah dan Di waktu ini menjadi 39 orang, Kamis (18/7).
Saksi mata melaporkan polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata ke para pedemo untuk membubarkan massa.
Sebanyaknya demonstran Bahkan mengejar petugas yang mundur Sampai saat ini ke markas besar Bangladesh Television (BTV) di Dhaka.
Para pedemo dilaporkan membakar gedung penyiaran dan Sebanyaknya kendaraan yang terparkir di luar gedung, demikian dikutip AFP.
Menteri Hukum Bangladesh Anisul Huq mengatakan pemerintah siap berdialog dengan perwakilan demonstran. Sekalipun para pedemo menolak.
“Diskusi dan penembakan tak berjalan beriringan,” kata koordinator Unjuk Rasa Nahid Islam, dikutip Reuters.
Ia lalu berujar, “Kami tak bisa menginjak-injak mayat untuk menggelar diskusi. Diskusi bisa saja dilakukan lebih awal.”
Bangladesh bergejolak usai mahasiswa-mahasiswi Unjuk Rasa menuntut pembatasan kuota pegawai negeri sipil (PNS).
Unjuk rasa itu muncul setelah Lembaga Peradilan tinggi Bangladesh kembali menerapkan penyisihan kuota 30 persen PNS untuk keluarga orang-orang yang berjuang dalam Konflik Bersenjata kemerdekaan dari Pakistan pada 1970.
Sebanyaknya pihak menyebut skema itu menguntungkan anak-anak dari kelompok pro-pemerintah yang Membantu Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina.
Selama ini, kelompok HAM lantang mengkritik pemerintahan Hasina karena dianggap menyalahgunakan lembaga-lembaga negara untuk Mengoptimalkan kekuasaan dan membasmi perbedaan pendapat. Langkah ini termasuk pembunuhan di luar proses hukum terhadap aktivis oposisi.
Unjuk Rasa di Bangladesh Bahkan terjadi saat angka pengangguran tinggi di kalangan muda. Hampir seperlima dari 170 juta penduduk di Bangladesh kehilangan pekerjaan dan pendidikan.
(isa/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA