Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Kepala Negara Amerika Serikat Kamala Harris disebut-sebut menjadi kandidat paling kuat sebagai pengganti Kepala Negara petahana Joe Biden dalam pemilihan Kepala Negara (pilpres) AS November mendatang.
Tujuh pejabat senior yang tergabung dalam tim kampanye Biden, Gedung Putih, dan Komite Nasional Demokrat menilai Harris merupakan kandidat alternatif paling berpeluang maju di pilpres nanti.
Penilaian ini bukan tanpa dasar. Sesuai aturan jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada Selasa (16/7), elektabilitas Harris sebesar 44 persen, setara dengan kandidat Kepala Negara dari Partai Republik Donald Trump.
Dengan demikian, Harris memiliki kapabilitas untuk bersaing dengan Trump Bila Pada Singkatnya Partai Demokrat Sungguh-sungguh tak mengusung Biden sebagai capres AS.
Para petinggi Demokrat belakangan semakin cemas Sampai sekarang berupaya membujuk Biden untuk membatalkan rencananya maju di pilpres AS.
Menurut seorang sumber yang dekat dengan Biden, pejabat Demokrat sekaligus pemimpin mayoritas Senat, Chuck Schumer, sampai mendatangi langsung rumah Biden di Rehoboth Beach, Delaware, untuk meminta sang Kepala Negara mengurungkan niatnya maju lagi sebagai capres.
Schumer mengatakan kepada Biden bahwa Ia khawatir soal kemungkinan Demokrat kalah dalam pilpres nanti.
Kecemasan para pejabat Demokrat ini dimulai sejak Biden menampilkan performa buruk ketika debat dengan Trump pada 24 Juni lalu.
Pasalnya, pernyataan Biden tidak jelas, terkadang tidak koheren, dan bahkan ia tak terlihat fit selama debat tersebut. Demokrat pun panik dan khawatir bahwa sang Kepala Negara Bisa jadi tidak cukup sehat untuk menjalani masa jabatan kedua.
Kondisi Biden ini jelas berbeda dengan Harris yang tampil gesit dan cekatan ketika di hadapan publik. Usia Harris Bahkan jauh lebih muda dari Biden Dengan kata lain 59 tahun. Biden sendiri 81 tahun.
Dalam survei Reuters/Ipsos, Harris Bahkan mengungguli Biden dan tokoh-tokoh lain dalam pertanyaan siapa politikus yang paling disukai publik. Perempuan keturunan Afrika-Amerika dan India-Amerika ini memperoleh 42 persen, beda dua persen dari Trump dengan 44 persen.
Sementara itu, Biden hanya mendapatkan 39 persen.
Survei Reuters/Ipsos dilakukan terhadap 992 pemilih AS dengan Margin of Error ±3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Lebih dari itu, Harris Bahkan punya peluang besar karena posisinya sebagai wakil Kepala Negara.
Sesuai aturan pengalaman yang Sudah-Sudah, wakil Kepala Negara petahana punya peluang yang sangat tinggi untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Negara.
Seperti misalnya Biden, yang berhasil jadi Kepala Negara setelah menjabat wakil Kepala Negara dari Barack Obama selama dua periode.
(blq/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA