Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam beberapa bulan terakhir, tekanan terhadap Israel di mata internasional terus meningkat.
Serangan militer Israel ke Gaza dan Pertempuran terbuka dengan Iran memicu gelombang kritik yang tajam, baik dari publik global maupun Sebanyaknya negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun demikian, di balik tekanan yang besar tersebut, Israel tampak tetap Self-Esteem dan seolah masa bodoh terhadap kecaman dunia.
Menurut pengamat Timur Tengah dari Queen Mary University of London, Christopher Phillips Pertempuran Israel dengan Iran tidak merusak pencitraan Israel secara internasional.
Ia menilai justru karena agresi Israel di Gaza yang menjadi sebab utama kredibilitas Israel secara global rusak.
Phillips menyebut bahwa sejak akhir 2023, opini dunia mulai berbalik tajam menentang tindakan Israel, terutama di negara-negara dunia Selatan.
Negara-negara seperti Afrika Selatan Pernah terjadi mengambil langkah konkret dengan membawa Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Dukungan terhadap Palestina Bahkan semakin menguat di negara-negara non-Barat lainnya yang pernah mengalami kolonialisme dan merasa memiliki solidaritas sama dengan perjuangan Palestina.
“Pertempuran Gaza lah yang paling merusak citra Israel di mata dunia. Bukan hanya karena jumlah korban sipil yang besar, tetapi Bahkan karena respons keras dari masyarakat internasional, terutama di dunia Selatan,” ujarnya.
Meningkatnya dukungan untuk Palestina di Eropa Barat
Dukungan terbaru memperlihatkan negara-negara Eropa seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina. Langkah ini bukan hanya simbolis, tetapi Bahkan menunjukkan pergeseran diplomatik di beberapa bagian Eropa.
Irlandia, misalnya, memiliki sejarah panjang simpati terhadap Palestina karena pengalamannya sendiri sebagai bangsa yang dijajah oleh Inggris, demikian penilaian Phillips.
Spanyol pun memiliki sejarah panjang dengan peradaban Islam selama era Kekhalifahan Umayyah, turut menunjukkan sikap terbuka terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Bersambung ke halaman berikutnya…
Meski gelombang Penolakan besar terjadi di kota-kota besar dunia seperti London, New York, dan Paris, serta munculnya tokoh-tokoh politik baru seperti Zohran Mamdani yang terbuka Membantu Palestina, semua itu sejauh ini tidak memengaruhi arah kebijakan pemerintah negara Barat.
Dukungan militer, diplomatik, dan ekonomi kepada Israel tetap berjalan seperti biasa.
“Bahkan tokoh politik seperti Zohran Mamdani di New York menunjukkan bahwa ada pergeseran sikap di tingkat akar rumput. Tapi sayangnya, perubahan opini publik ini belum cukup kuat untuk menggeser kebijakan resmi pemerintah mereka,” kata Phillips.
Sekutu utama Iserael masih solid
Di balik tekanan yang meningkat, Israel tetap merasa Aman karena dukungan dari sekutu utamanya, terutama Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Prancis, tidak berubah secara substansial.
Negara-negara ini selama puluhan tahun menjadi mitra militer dan diplomatik paling penting bagi Israel.
Sekalipun sempat muncul kritik terbatas, seperti keputusan Inggris membekukan sebagian lisensi Produk Ekspor senjata ke Israel, kenyataannya masih ada lebih dari 350 lisensi lain yang tetap berlaku.
Kritik dari Prancis dan Inggris pun lebih bersifat retorika, tanpa disertai langkah kebijakan nyata.
Amerika Serikat bahkan Mengoptimalkan dukungannya selama Pertempuran dengan Iran.
“Jerman secara terang-terangan menyatakan bahwa Israel ;Pernah terjadi melakukan pekerjaan kotor untuk kami’,” ujar Phillips.
Ini menunjukkan bahwa meski secara moral dan opini publik Israel makin terisolasi, dukungan politik dan militer dari negara-negara besar tetap solid. Kenyataan itulah yang membuat Israel merasa Aman.
Kenapa Israel Masa Bodoh?
Israel menyadari bahwa selama sekutu Singkatnya tetap Membantu, tekanan dari negara-negara kecil atau opini publik global tidak Akan segera banyak memengaruhi posisi mereka.
Kredibilitas moral Kemungkinan menurun, Meskipun demikian Phillips mengatakan bahwa kekuatan politik dan militer tetap kokoh karena dukungan dari Washington, Berlin, Paris, dan London.
Dikenal sebagai, Israel tahu persis siapa yang menjadi pembantu utama eksistensi pendudukan zionis di Palestina.
Selama hubungan itu tidak berubah secara nyata, Phillips menilai kecaman dunia internasional hanya Akan segera menjadi gangguan kecil dalam strategi besar mereka.