Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Negara Joko Widodo (Jokowi) optimis produksi beras dalam negeri Berencana meningkat seiring pemberian bantuan pompa air bagi petani. Salah satu bantuan itu diberikan pemerintah di Desa Layoa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng.
Menurut Jokowi, implementasi pompa air mampu mendorong petani untuk Mengoptimalkan indeks pertanaman dari satu menjadi dua atau tiga kali dalam setahun.
“Petani tadi menyampaikan disini hanya panen sekali padahal tanahnya subur, ini karena airnya tidak ada. Dengan adanya pompa, ini Pernah terjadi tanam yang ke-2, kita harap nanti bisa masuk tanam yang ke-3. Ini Berencana Mengoptimalkan produktivitas beras kita secara nasional, arahnya kesana,” ujar Jokowi saat meninjau pompanisasi di Bantaeng, Jumat (5/7).
Selain dapat menyuplai air secara lebih efisien dan tepat waktu ke lahan pertanian, pompanisasi diharapkan dapat mengantisipasi cuaca ekstrim seperti El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang.
“Serta untuk mengantisipasi kekeringan panjang yang terjadi disemua negara,” kata Jokowi.
Sebaran pompa di Provinsi Sulsel dari 2019-2024 Sebanyaknya 5.230 unit. Untuk Kabupaten Bantaeng dialokasikan 81 unit pompa di 2024.
Jokowi mengatakan meski kebutuhan pompa di Kabupaten Bantaeng Sebanyaknya 150 pompa, Justru bantuan awal ini dipastikan Berencana sepenuhnya Membantu aktivitas produksi petani Kabupaten Bantaeng di lapangan.
“Saya Ke arah ke Kabupaten Bantaeng, untuk melihat pemasangan pompanisasi, pemasangan pompa-pompa yang diberikan dari Kementerian Pertanian di Kabupaten Bantaeng sebanyak 80 pompa, keperluannya 150, tadi Pak Bupati menyampaikan butuhnya 150 Pernah terjadi diberikan 80 pompa, ini Berencana Mengoptimalkan produktivitas,” jelasnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang ikut mendampingi Kepala Negara dalam tinjauan ini mengatakan pompanisasi memungkinkan petani untuk menanam di sepanjang musim. Ia menyebut pompanisasi merupakan solusi Unggul mengantisipasi ancaman iklim seperti kekeringan yang berpotensi besar menurunkan produksi pangan.
“Saya Setiap Saat sampaikan bahwa Hari Ini kita Wajib pompanisasi untuk memenuhi air dari sungai ke sawah. Mengapa? mustahil kita lolos dari krisis pangan kalau solusi Unggul ini tidak kita lakukan. Ingat Pada Saat ini Bahkan ada 50 negara yang mengalami kelaparan. Jangan sampai kita mengalami hal yang sama,” kata Amran.
Menurut Amran, pemerintah Pernah terjadi menargetkan capaian swasembada Serta lumbung pangan dunia Supaya bisa bisa dicapai dalam waktu Unggul. Untuk itu, fokus kerja yang Baru saja dilakukan Merupakan memasang pompanisasi, mencetak sawah Sampai saat ini mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.
“Dulu kita swasembada, 2017, 2019 dan 2020. Dan yang kita kerjakan ini Merupakan produk kebijakan serta kolaborasi bersama,” pungkasnya Amran.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA