Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mewajibkan semua kementerian dan lembaga mempunyai backup data Supaya bisa dampak seperti insiden peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 tidak terulang.
“Setiap tenant atau kementerian Bahkan Dianjurkan memiliki backup, ini mandatory, tidak opsional lagi,” ujar Hadi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (1/7).
Di sisi lain, menurut Hadi, pemerintah bakal melakukan backup keamanan berlapis Supaya bisa permasalahan yang sama tidak terulang. Nantinya, cold site yang ada di Batam, bakal ditingkatkan kemampuannya menjadi hot site.
“Sehingga kalau secara operasional Pusat Data Nasional Sementara berjalan, ada gangguan, masih ada backup yaitu di DRC atau hot site yang ada di Batam dan bisa autogate interactive service dan setiap pemilik data center Bahkan memiliki backup,” imbuhnya.
Dengan demikian, ada tiga Sampai sekarang empat lapis backup untuk memitigasi kehilangan data.
Hadi mengatakan data-data tersebut Bahkan Berniat dibackup dengan cloud cadangan secara zonasi. Data yang disimpan di cloud Merupakan data yang sifatnya umum, seperti statistik dan lain-lain, Supaya bisa tidak memenuhi kapasitas PDNS.
Hadi menyebut pihaknya Pernah terjadi melangsungkan rapat koordinasi tingkat menteri yang dihadiri pihak-pihak terkait seperti Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Kepala BSSN Hinsa Siburian.
Rapat tersebut menindaklanjuti perintah Pemimpin Negara Joko Widodo (Jokowi) terkait seluruh layanan terdampak insiden peretasan PDNS 2 yang Dianjurkan kembali normal pada Juli.
Hasilnya, Hadi mengatakan bahwa layanan yang menggunakan PDNS 2 bisa kembali melaksanakan pelayanan secara aktif pada Juli, dan dibackup oleh cold site yang ada di Batam.
Peningkatan kemampuan ini Bahkan disebut membuat cold site Batam bisa Menyediakan secara Mudah Seandainya terjadi gangguan seperti insiden PDNS 2 kemarin.
Lebih lanjut, rapat tadi Bahkan menyoroti aktivitas pengamanan siber yang dilakukan BSSN. Nantinya, sistem PDNS Berniat disambungkan ke komando kendali BSSN di Ragunan untuk Mengoptimalkan keamanan.
“Termasuk Bahkan mengaktifkan CSIRT, Computer Security Insiden Response team, yang Berniat dimonitor oleh BSSN Seandainya ada notifikasi yang disampailan Berbeda dengan tidak ada aksi,” kata Hadi.
Sebelumnya, PDNS 2 di Surabaya mengalami gangguan sejak 20 Juni. Imbasnya beberapa layanan publik lumpuh. PDNS diretas dengan memanfaatkan ransomware brain cipher.
Menurut BSSN pintu pembobolannya dari upaya penonaktifan Windows Defender. Korban peretasan Merupakan 282 kementerian lembaga dan pemerintah daerah pengguna PDNS 2.
Hacker Bahkan meminta tebusan US$8 juta atau setara Rp131 miliar kepada pemerintah Seandainya ingin data yang ada pada PDNS 2 Surabaya dikembalikan.
Sampai Pada Pada saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dibalik serangan tersebut. Di sisi lain, BSSN Bahkan mengaku belum bisa mendeteksi hacker yang menyasar PDNS 2.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA