Pemimpin Negara Kenya, William Ruto Pada Akhirnya resmi membatalkan kenaikan Retribusi Negara setelah puluhan orang tewas.
Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan sebanyak 30 orang tewas saat melakukan aksi Penolakan berdarah itu.
HRW mengatakan aparat keamanan melakukan penembakan secara acak, sehingga menyebabkan puluhan orang luka-luka sampai meninggal.
HRW menyatakan data warga yang meninggal itu mereka ketahui dari keterangan saksi, informasi yang tersedia untuk umum, catatan rumah sakit dan kamar mayat di Nairobi.
Unjuk rasa ini bermula saat anggota parlemen meloloskan kenaikan Retribusi Negara menyusul tekanan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Pemerintah Kenya Pernah terjadi mengatakan sebelumnya bahwa kenaikan tersebut diperlukan untuk membayar utang besar negara yang berjumlah sekitar US$78 miliar, setara dengan sekitar 70 persen PDB.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA