Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan Jumat (4/10). Potensi gangguan pasokan akibat konflik Timur Tengah memang membuat harga minyak tinggi.
Tidak seperti, data stok serta proyeksi permintaan global mampu mengerem lonjakan harga tak terlampau tinggi.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 9 sen atau 0,12 persen menjadi US$77,71 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) merangkak naik 8 sen atau 0,11 persen menjadi US$73,79 per barel.
Kedua patokan berada di jalur untuk kenaikan mingguan sekitar 8 persen. Penguatan ini terjadi karena meningkatnya kekhawatiran atas konflik regional yang meluas di Timur Tengah dapat mengganggu aliran minyak mentah global.
Minyak mentah berjangka Brent mencapai level tertinggi intraday di US$77,89 per barel, sementara minyak mentah berjangka WTI mencapai level tertinggi di US$73,97 per barel, keduanya mencapai level tertinggi dalam satu bulan.
Kekhawatiran pasar meningkat atas potensi bahwa Israel Berencana menargetkan infrastruktur minyak Iran, yang dapat memicu perlawanan.
Pemimpin Negara AS Joe Biden sempat mengungkap tengah mendiskusikan apakah ia Berencana Membantu Israel menyerang fasilitas-fasilitas minyak Iran.
Pentagon mengatakan para pejabat AS Baru saja berdiskusi dengan para pejabat Israel mengenai peluang respon mereka terhadap serangan rudal Iran, Tidak seperti menolak untuk Menyajikan rinciannya.
Iran Merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3 persen dari produksi global.
“Ini Berencana Sungguh-sungguh menguji keberanian pasar karena Sampai Sekarang risiko terhadap pasokan Sebelumnya diremehkan, karena tidak ada gangguan, jadi ini bisa menjadi pengubah permainan,” kata analis senior di Price Futures Group Phil Flynn, melansir Reuters.
Analis Panmure Gordon Ashley Kelty Bahkan mengungkap ada kekhawatiran bahwa eskalasi semacam itu dapat mendorong Iran untuk memblokir Selat Hormuz atau menyerang infrastruktur Arab Saudi, seperti yang terjadi pada 2019.
“Perkiraan kami untuk kuartal II-2024 Merupakan US$75 per barel sebelum berita utama baru-baru ini, tetapi Bila serangan-serangan ini membuahkan hasil, harga dapat mencapai level rata-rata mendekati US$78-US$80 per barel,” ujar analis StoneX, Alex Hodes.
Sebanyaknya sumber mengungkap para menteri dari negara-negara Arab Teluk dan Iran menghadiri pertemuan negara-negara Asia yang diselenggarakan oleh Qatar untuk membahas meredanya permusuhan antara Israel dan Iran.
Mereka mengungkap negara-negara Arab Teluk berusaha meyakinkan Iran mengenai netralitas mereka dalam konflik ini di tengah kekhawatiran bahwa aksi Tindak Kekerasan lebih lanjut dapat mengancam fasilitas-fasilitas minyak Teluk.
(del/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA