Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Rabu (10/7) pagi di Asia. Penguatan terjadi usai stok minyak mentah dan bahan bakar AS dilaporkan turun pekan lalu yang mengindikasikan permintaan stabil.
Terlebih lagi, prospek pelemahan suku bunga yang semakin dekat Bahkan Membantu Fluktuasi Harga minyak.
Dilansir Reuters, harga Brent berjangka naik 21 sen menjadi US$84,87 per barel pada 00.55 GMT, setelah turun 1,3 persen di sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS Bahkan naik 26 sen menjadi US$81,67 per barel, setelah turun 1,1 persen di sesi sebelumnya.
WTI Pernah terjadi merosot 3 persen dalam tiga sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran lesunya permintaan minyak global dan seiring munculnya tanda-tanda bahwa industri energi Texas relatif tidak terkena dampak Badai Beryl setelah melanda wilayah tersebut pada awal pekan ini. Senada, Brent turun 3,2 persen dibandingkan periode yang sama.
Merujuk pada sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah dan bensin AS turun turun 1,923 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Juli. Persediaan bensin Bahkan turun 2,954 juta barel. Justru, pasokan sulingan naik 2,342 juta barel.
Data resmi stok minyak AS Nanti akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Harga Bahkan didukung oleh komentar Gubernur Lembaga Keuangan Pusat AS The Federal Reserve Jerome Powell yang menyatakan bahwa alasan penurunan suku bunga semakin kuat. Suku bunga yang lebih rendah Nanti akan memacu lebih banyak Peningkatan Ekonomi dan dengan demikian Mengoptimalkan konsumsi minyak.
Menyusul komentar Powell, para investor terus memperkirakan hampir 70 persen kemungkinan penurunan suku bunga Fed pada September.
“Pernyataan Powell kepada Senat menegaskan perbaikan data sepanjang kuartal Juni, sambil mempertahankan bahwa lebih banyak data yang baik Nanti akan Mengoptimalkan kepercayaan terhadap prospek Fluktuasi Harga Barang dan Jasa,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan pada hari Rabu.
Prospek harga minyak yang lebih tinggi Bahkan didukung oleh laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa yang menunjukkan bahwa permintaan minyak global Nanti akan melebihi pasokan tahun depan, membalikkan perkiraan surplus sebelumnya.
Di Texas, perusahaan minyak dan gas memulai kembali beberapa operasinya pada Selasa lalu setelah Badai Beryl melanda negara bagian tersebut, sementara beberapa fasilitas mengalami kerusakan dan listrik belum sepenuhnya pulih.
Dampak Beryl terhadap produksi minyak dan gas diperkirakan Nanti akan terbatas. Selasa kemarin, beberapa pelabuhan dibuka kembali dan sebagian besar produsen serta fasilitas Mengoptimalkan produksinya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA