Jakarta, CNN Indonesia —
Tanda gangguan kecemasan sosial atau social phobia sering kali tidak disadari, karena hanya dianggap sekadar rasa malu.
Padahal, kondisi ini ditandai dengan ketakutan berlebihan saat berada di situasi sosial, khawatir dinilai negatif, Sampai sekarang muncul gejala fisik seperti jantung berdebar, gemetar, atau mual.
Penderita gangguan kecemasan sosial Bahkan cenderung menghindari interaksi, sehingga sulit menjaga kontak mata, dan merasa seolah Setiap Waktu diperhatikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila dibiarkan, kondisi tersebut bisa mengganggu rutinitas sehari-hari, pekerjaan, bahkan hubungan pribadi.
Apa itu gangguan kecemasan sosial?
Melansir Mayo Clinic, gangguan kecemasan sosial Merupakan kondisi kesehatan mental ketika seseorang merasa takut atau cemas berlebihan dalam situasi sosial.
Kekhawatiran utama biasanya berkaitan dengan takut dipandang negatif, dipermalukan, atau merasa tidak mampu tampil baik di hadapan orang lain.
Berbeda dari rasa malu biasa, gangguan kecemasan sosial bisa menghambat kegiatan sehari-hari dan membuat seseorang menghindari banyak situasi yang Kenyataannya Unggul tinggi.
Kondisi ini umumnya mulai muncul pada masa remaja, Bertolak belakang dengan bisa Bahkan terjadi pada anak-anak atau orang dewasa. Tanpa penanganan serius, gangguan kecemasan sosial dapat berlangsung lama dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Tanda gangguan kecemasan sosial yang sering diabaikan
Gejala gangguan kecemasan sosial tidak Setiap Waktu terlihat jelas, Bertolak belakang dengan kerap diabaikan dan tidak disadari secara langsung.
Tapi, tanda-tanda gangguan kecemasan sosial ini bisa dideteksi lebih awal, dan sering kali terjadi dalam interaksi sehari-hari. Berikut tanda-tandanya:
1.Setiap Waktu memikirkan ulang percakapan sederhana
Setelah berbicara dengan orang lain, seseorang yang mengalami social phobia Nanti akan terus memutar ulang percakapan di kepala dan menyalahkan diri sendiri atas hal-hal kecil, misalnya Trik menjawab, ekspresi, atau intonasi suara.
2.Menghindari situasi yang membuat Anda diperhatikan
Tanda lain yang mengindikasikan seseorang punya gangguan kecemasan sosial yaitu, menghindari presentasi, sungkan berbicara di rapat, tidak Ingin berpendapat di kelas, atau menolak tawaran tampil karena takut melakukan kesalahan atau dinilai buruk.
3.Berlebihan mempersiapkan diri untuk interaksi kecil
Menyiapkan skrip sebelum berbicara, memikirkan kalimat yang tepat sebelum bertanya, atau berlatih apa yang Nanti akan dikatakan saat bertemu orang.
4.Sulit menjaga kontak mata
Tanda-tanda lain yang Bahkan bisa terjadi pada orang dengan social phobia yaitu, tidak nyaman menatap orang lain karena merasa diperhatikan atau dihakimi. Biasanya mereka Nanti akan mengalihkan pandangan ke lantai atau benda lain.
5.Menolak ajakan sosial meski Kenyataannya ingin ikut
Misalnya menolak hangout, acara kantor, atau kumpul keluarga karena takut salah bersikap atau tidak tahu Sangat dianjurkan berbicara apa.
6.Takut dilihat saat melakukan hal sederhana
Takut terlihat kikuk, berantakan, atau menjadi pusat perhatian saat makan di tempat umum. Termasuk ketika melakukan aktivitas berjalan melewati kerumunan, membuka pintu, atau menyerahkan uang saat belanja karena merasa semua mata tertuju padanya.
7.Setiap Waktu membayangkan kemungkinan terburuk
Contohnya membayangkan bahwa orang lain Nanti akan menertawakan, mengkritik, atau memandang rendah, meski situasinya Kenyataannya Unggul tinggi dan biasa saja.
Gangguan kecemasan sosial bisa muncul karena berbagai faktor, seperti genetik, Trik kerja otak yang lebih sensitif terhadap rasa takut, serta pengalaman hidup seperti pernah dipermalukan atau dibully.
Pola asuh yang terlalu kritis atau protektif Bahkan dapat memicu rasa takut dinilai orang lain. Apalagi, kurangnya pengalaman bersosialisasi sejak kecil dapat membuat seseorang lebih mudah cemas saat menghadapi situasi sosial di kemudian hari.
Meski dapat berlangsung lama, gangguan kecemasan sosial bisa diatasi dengan Terapi dan perawatan tepat.
Seperti terapi Sampai sekarang latihan khusus yang dilakukan bertahap, Supaya bisa dapat Mendukung seseorang lebih Kepercayaan Diri saat berinteraksi.
Bila Di waktu ini Bahkan mengalami tanda-tanda seperti penjelasan di atas, tidak disarankan untuk langsung mendiagnosis diri sendiri. Tidak ada salahnya untuk ambil langkah dengan berkonsultasi ke dokter atau profesional kesehatan mental Supaya bisa mendapat penanganan yang sesuai.
(avn/tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











