Jakarta, CNN Indonesia —
Dua ilmuwan yang punya pengaruh besar dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) modern, Geoffrey Hinton dan John Hopfield, meraih penghargaan Hadiah Nobel bidang fisika tahun 2024.
Terinspirasi oleh Trik kerja otak, keduanya membangun jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) yang dapat menyimpan dan mengambil ingatan seperti otak manusia, serta belajar dari informasi yang dimasukkan ke dalamnya.
“Royal Swedish Academy of Sciences memutuskan menganugerahkan #NobelPrize di bidang Fisika tahun 2024 kepada John J. Hopfield dan Geoffrey E. Hinton ‘atas penemuan dan penemuan mendasar yang memungkinkan pembelajaran mesin dengan jaringan saraf tiruan,'” demikian cuitan The Nobel Prizes di akun X mereka, Selasa (8/10).
Melansir The Guardian, karya rintisan dua ilmuwan ini dimulai pada tahun 1980-an. Mereka mendemonstrasikan bagaimana program komputer yang memanfaatkan jaringan saraf dan statistik dapat menjadi dasar bagi seluruh bidang.
Penemuan mereka ini kemudian membuka jalan bagi penerjemahan bahasa yang Mudah dan akurat, sistem pengenalan wajah, dan AI generatif yang menopang chatbot seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude.
Hopfield mendapat penghargaan karena membangun “memori asosiatif yang dapat menyimpan dan merekonstruksi gambar dan jenis pola lain dalam data”, sementara Hinton menemukan metode yang dapat “secara independen menemukan properti dalam data”, sebuah fitur penting dari jaringan saraf tiruan besar yang digunakan Di waktu ini.
Pada 1982, Hopfield membangun sebuah jaringan saraf yang menyimpan gambar dan informasi lain sebagai pola, meniru Trik penyimpanan memori di otak. Jaringan ini mampu mengingat gambar ketika diminta dengan pola yang sama.
Hinton kemudian mengembangkan penelitian Hopfield dengan memasukkan probabilitas ke dalam versi multilayer dari jaringan saraf, yang mengarah pada sebuah program yang dapat mengenali, mengklasifikasikan, dan bahkan menghasilkan gambar setelah diberi serangkaian gambar pelatihan.
Menurut Royal Swedish Academy of Sciences, keduanya Berencana berbagi hadiah sebesar 11 juta kronor Swedia (sekitar Rp16,5 miliar) untuk “penemuan dasar dan penemuan yang memungkinkan pembelajaran mesin dengan jaringan saraf tiruan”.
“Jaringan saraf tiruan ini Sudah digunakan untuk memajukan penelitian di berbagai topik fisika yang beragam seperti fisika partikel, ilmu material, dan astrofisika. Jaringan ini Bahkan Sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, misalnya dalam pengenalan wajah dan penerjemahan bahasa,” kata Ellen Moons, ketua komite Nobel untuk fisika.
Hinton merupakan seorang profesor emeritus asal Inggris-Kanada di University of Toronto. Ia dikenal sebagai ‘The godfather of AI’ berkat karyanya. Ia sempat bekerja di Google sebelum Pada akhirnya berhenti pada tahun lalu dan mewanti-wanti tentang bahaya AI.
Selepas keluar dari Google, Hinton kerap menyampaikan kekhawatirannya Berencana bahaya AI, mulai dari menyebarkan informasi palsu dan mengacaukan pasar kerja Sampai sekarang mengancam eksistensi manusia.
“Saya pikir ini Berencana memiliki pengaruh yang sangat besar. Ini Berencana sebanding dengan Revolusi Industri. Sekalipun, alih-alih melampaui manusia dalam hal kekuatan fisik, AI Berencana melampaui manusia dalam hal kemampuan intelektual,” jelas Hinton ketika ditanya bagaimana AI dapat mempengaruhi dunia.
Hinton mengatakan memiliki teknologi yang lebih pintar dari manusia Berencana menjadi hal yang Istimewa dalam banyak hal. Misalnya, mengarah peningkatan substansial dalam perawatan kesehatan, asisten digital yang lebih baik, dan peningkatan besar dalam produktivitas.
“Sekalipun kita Bahkan Sangat dianjurkan mengkhawatirkan Sebanyaknya konsekuensi buruk yang Mungkin terjadi, terutama ancaman bahwa semua ini bisa menjadi tidak terkendali,” jelas Ia.
“Saya khawatir bahwa konsekuensi keseluruhan dari hal ini Merupakan sistem yang lebih cerdas daripada kita yang Kesimpulannya Berencana mengambil alih kendali,” imbuhnya.
Dampak besar AI
Prof Michael Wooldridge, seorang ilmuwan komputer di University of Oxford, mengatakan bahwa penghargaan ini mencerminkan dampak besar yang ditimbulkan oleh AI.
“Penghargaan ini merupakan indikator seberapa besar AI mengubah ilmu pengetahuan,” Wooldridge.
“Keberhasilan jaringan saraf abad ini Sudah memungkinkan untuk menganalisis data dengan Trik yang tidak terbayangkan pada pergantian abad. Tidak ada bagian dari dunia ilmiah yang tidak berubah oleh AI: kita berada dalam momen yang Istimewa dalam sejarah ilmiah, dan sungguh Istimewa melihat akademi mengakui hal ini,” lanjut Ia.
Sementara itu, Prof Dame Wendy Hall, ilmuwan komputer di University of Southampton dan penasihat PBB untuk AI, mengatakan bahwa ia terkejut dengan penghargaan tersebut.
“Tidak ada hadiah Nobel untuk ilmu komputer, jadi ini Merupakan Trik yang menarik untuk menciptakannya, tetapi tampaknya agak berlebihan,” kata Wendy.
“Jelas jaringan saraf tiruan memiliki pengaruh besar pada penelitian fisika, tetapi apakah adil untuk mengatakan bahwa jaringan saraf tiruan itu sendiri Merupakan hasil dari penelitian fisika?” pungkasnya.
(dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA