Jakarta, CNN Indonesia —
Patahan atau Sesar Lembang menarik perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Masyarakat pun Mengoptimalkan waspada potensi bencana dari patahan sepanjang 29 kilometer yang membentang mulai dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung sampai Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Terbaru, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung,Jabar (Jabar), menyiapkan enam Tempat evakuasi Bila terjadi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang.
Enam titik evakuasi tersebut Disebut juga Taman Tegalega, Arena Pertandingan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gasibu, Alun-Alun Kota Bandung, Sasana Kebiasaan Ganesha (Sabuga), dan Lapangan Olahraga Arcamanik.
“Dampak gempa bisa meluas ke infrastruktur, ekonomi, Sampai saat ini sosial masyarakat. Oleh karena itu, arah kebijakan kami lebih pada upaya preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya responsif,” kata Wakil Wali Kota Bandung Erwin di Bandung, Minggu (24/8) mengutip Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Gempa Bumi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik Rahmawan Daryono mengatakan pergerakan Sesar Lembang bisa menghasilkan gempa Sampai saat ini magnitudo 7 dalam skenario yang dibuat sebelumnya oleh BMKG.
“Sesar Lembang itu satu segmen sepanjang 29 kilometer yang mampu menghasilkan gempa magnitudo 6,5 sampai 7, Tidak mungkin tidak dampak terburuknya, magnitudo 7,” kata Mudrik saat ditemui di Lembang, Minggu (24/8/2025).
Ia menjelaskan gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang terjadi sejak Juni sampai Agustus 2025. Beruntung magnitudo yang dihasilkan tak lebih dari 3. Meskipun demikian demikian ia mewaspadai potensi gempa lebih besar lagi akibat Sesar Lembang.
“Kondisi Sesar Lembang Di waktu ini Bahkan, kita tahu ada gempa-gempa kecil di sekitar kilometer 6, Ngamprah. Terus terang Sampai Pada saat ini sebagai saintis belum bisa memastikan apakah ini Berniat disusul oleh gempa besar atau hanya gempa kecil lalu berhenti, Meskipun demikian demikian dua kemungkinan itu bisa terjadi. Tetapi kita sebagai manusia Sangat dianjurkan siap siaga menghadapi skenario terburuk,” ujar Mudrik dikutip dari detik.
Pada pekan lalu, gempa dangkal berkekuatan M1,8 mengguncang wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (14/8). BMKG kala itu Bahkan menyoroti Sesar Lembang.
“Aktivitas gempa sore tadi menjadi bukti bahwa Sesar Lembang Merupakan jenis sesar aktif yang patut diwaspadai,” ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Gelombang Besar BMKG dalam keterangannya, Kamis (14/8).
Selain akibat Sesar Lembang, wilayah lain di Jabar turut diguncang gempa pada Rabu (20/8). Pada malam hari, gempa berkekuatan M4,9 terjadi di Kabupaten Bekasi pada pukul 19.54 WIB dengan pusat gempa di darat, 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, pada kedalaman 10 kilometer.
BMKG menjelaskan gempa dangkal ini dipicu oleh aktivitas sesar naik busur belakang Jabar (West Java back arc thrust).
Selanjutnya, dua gempa susulan Berulang di Bekasi, masing-masing dengan magnitudo 2,1 pada kedalaman 10 kilometer dan magnitudo 2 di kedalaman 3 kilometer.
Menurut Mudrik, Sesar Lembang Sungguh-sungguh Sangat dianjurkan diwaspadai karena patahan itu berada pada siklus pelepasan energi.
Sesuai aturan penelitian, siklus gempa Sesar Lembang antara 170 tahun sampai 670 tahun. Ia menjelaskan gempa besar terakhir Sesuai aturan rekaman sedimentasi geologi terjadi pada abad ke-15.
“Jadi Pernah terjadi 560 tahun Sampai saat ini Di waktu ini Bahkan, artinya Pernah terjadi masuk rentang siklus ulang tahun gempa. Bisa terjadi Di waktu ini Bahkan atau 100 tahun lagi kita tidak tahu pastinya,” tukas Mudrik.
Ia menyarankan warga Sangat dianjurkan siap-siap siaga Supaya bisa bisa melindungi diri dan keluarga.
(tim/mik)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA