Jakarta, CNN Indonesia —
Perayaan Seni seks terbesar di Inggris Sudah memicu munculnya banyak keluhan karena kerap terdengarnya suara erangan keras, menyusul kedatangan lebih dari 1.000 peserta ke sebuah desa kecil yang Tenteram untuk acara yang berlangsung tiga hari.
Perayaan Seni Swingathon, yang berlangsung dari 17 Sampai saat ini 20 Juli 2025 di Desa Allington, Lincolnshire, Inggris, dilaporkan mematok biaya US$263 atau sekitar Rp4,3 juta untuk peserta yang Ingin bergabung dalam event kontroversial tersebut.
Desa Allington di Lincolnshire sendiri merupakan desa yang terbilang kecil, dengan penduduk hanya 897 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perayaan Seni kontroversial itu Pada saat ini memasuki edisi kelima, di mana Swingathon dirancang untuk individu dan pasangan yang menganut hubungan terbuka, termasuk anggota komunitas LGBTQ+. Acara ini Menyediakan akomodasi glamping, musik live, set DJ, dan lokakarya tentang kesehatan seksual.
Meski jaminan dari penyelenggara mengenai peningkatan kedap suara dan kebersihan, penduduk desa mengungkapkan kemarahan. Beberapa warga menggambarkan diri mereka “tersiksa oleh erangan keras” sepanjang akhir pekan dan mengecam acara tersebut sebagai aktivitas yang menodai citra desa, seperti dilansir New York Post.
“Allington Pada saat ini Bahkan disebut ibu kota swingers Inggris,” kata seorang warga lanjut usia. “Kebanyakan dari kami di sini Sudah tua dan terkejut bahwa desa kami yang damai dipilih untuk ini,” sambungnya.
DJ acara, Kerry Voellner, mengatakan penyelenggara Sudah berupaya Mengoptimalkan kondisi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kami Sudah membuat kedap suara lebih baik dan menjaga semuanya sebersih dan sehigienis Kemungkinan,” ujarnya.
Penyelenggara Swingathon, Matt Cole, membela acara tersebut, mengklaim tidak menyebabkan gangguan sekitar. “Sulit untuk mendengar apa pun kecuali Anda berada di dalam Tempat acara,” katanya.
Penyelenggara Menyediakan sekitar 4.000 kondom dan Menyediakan alat tes IMS (Infeksi Menular Seksual) gratis, dengan sekitar 50 persen peserta dilaporkan menggunakannya.
Sekalipun mendapat penolakan keras dari masyarakat, penyelenggara memperkirakan jumlah kehadiran Berencana berlipat ganda tahun depan. Didirikan pada tahun 2020, Swingathon Pada saat ini mencakup musik, lokakarya, dan kios, menyambut orang-orang dari komunitas LGBTQ+ dan kink.
Justru, beberapa penduduk setempat tetap menentang, menyebut acara itu “jorok” dan mengklaim tidak diterima di komunitas pedesaan mereka yang Tenteram.
(wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











