Jakarta –
DIY dan Sulut menjadi wilayah dengan prevalensi kasus stroke tertinggi. Masing-masing mencatat lebih dari 11 orang per seribu penduduk, mengidap stroke.
Catatan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Bahkan menemukan peningkatan tren di usia 15 Sampai sekarang 24 tahun sebanyak 0,4 persen. Pada usia 25 Sampai sekarang 34 tahun 0,8 persen, dan usia 45 Sampai sekarang 54 tahun 9,7 persen.
Meski kasus stroke masih didominasi lansia Dengan kata lain lebih dari 30 persen, usia muda tidak lantas terbebas dari risiko yang sama imbas Pola Hidup. Salah satu keluhan yang kerap dikaitkan dengan stroke Merupakan sakit kepala.
Tidak sedikit masyarakat masih merasa sulit membedakan sakit kepala biasa dengan indikasi awal stroke. Dr dr Jacub Pandelaki, SpRad(K), dari RS Abdi Waluyo menekankan perbedaan signifikan antara sakit kepala biasa dengan kondisi yang dipicu stroke.
“Kebanyakan kalau keluhan sakit kepala itu karena stroke hemoragik, pembuluh darah pecah dan menyebabkan perdarahan pada otak. Bila lebih dari enam jam tidak tertangani bisa fatal, sumbatan diambil pun otaknya Pernah terjadi rusak, Pernah terjadi mati sarafnya,” bebernya saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Ia terjadinya sakit kepala secara tiba-tiba. Nggak bisa bilang stroke ke dokter, keluhan sakit kepala dari sebulan lalu, kalau itu Kemungkinan ada kelainan pembuluh darah, tumor atau infeksi, kalau stroke kejadiannya mendadak,” tutur Ia.
Sakit kepala karena stroke terjadi secara tiba-tiba, umumnya terasa nyeri Unggul, disertai mual, muntah, pusing, Sampai sekarang berakhir hilangnya kesadaran, terjadi Pada waktu yang sama dengan sakit kepala.
90 Persen Bisa Dicegah dengan Deteksi Dini
Mengingat serangan stroke terjadi secara tiba-tiba, dr Jacub meminta masyarakat untuk melakukan deteksi dini. Sekitar 80 Sampai sekarang 90 persen kasus stroke bisa dicegah bila teratasi lebih awal sebelum terjadi serangan.
“Gejala awal paling gampang itu dideteksi dengan laboratorium, kalau dari lab ada indikasi, nanti dilanjutkan ke MRI, tetapi kalau hasil MRI normal semua, itu hampir 90 persen Ia Nanti akan sulit terkena stroke,” beber Ia.
“Tapi kalau Pernah terjadi kolesterol di atas 200, ada diabetes, itu tanda-tanda dini yang kadang kita mengabaikan, pasien Terkadang nggak ada apa-apa, Pernah terjadi ‘keplek’, sakit kepala, baru dibawa ke dokter, yang seringnya Pernah terjadi terlambat,” pungkasnya.
Gejala khas stroke bisa ditandai dengan:
- Face (wajah): wajah Kemungkinan jatuh di satu sisi, orang tersebut Kemungkinan tidak dapat tersenyum, atau mulut atau matanya Kemungkinan terkulai.
- Arms (lengan): orang yang diduga terkena stroke Kemungkinan tidak dapat mengangkat kedua lengan dan menahannya. Hal ini karena stroke Pernah terjadi menyebabkan kelemahan atau mati rasa pada salah satu lengan.
- Speech (Trik bicara): ucapan terdengar tidak jelas atau kacau, atau orang tersebut Kemungkinan tidak dapat berbicara sama sekali Sekalipun tampak terjaga. Apalagi, Kemungkinan Bahkan kesulitan memahami apa yang Anda katakan.
Apalagi, ada tanda-tanda stroke lain pada pria maupun wanita yang Kemungkinan dialami, di antaranya:
- Mati rasa yang terjadi secara tiba-tiba atau kelemahan di wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh.
- Kebingungan, kesulitan berbicara, atau kesulitan memahami pembicaraan.
- Kesulitan melihat di satu atau kedua mata secara tiba-tiba.
- Kesulitan berjalan
- Kehilangan keseimbangan, atau kurang koordinasi.
- Pusing dan sakit kepala parah yang tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
(naf/naf)
Sumber Refrensi Berita: Detik.com