Jakarta, CNN Indonesia —
China mengenakan bea masuk antidumping sementara terhadap brendi Produk Impor asal dari Uni Eropa (UE).
Kebijakan ini dikenakan hanya beberapa hari setelah Uni Eropa memutuskan untuk mengenakan tarif Produk Impor pada Motor Listrik (EV) buatan China.
Ini Merupakan pungutan negara yang dikenakan terhadap barang dumping yang menyebabkan kerugian karena harga di negara asal produk tersebut lebih mahal.
Kementerian Perdagangan China menyatakan penyelidikan awal menunjukkan adanya praktik dumping brendi asal Eropa yang berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi industri domestik China.
“Dumping brendi dari UE Sudah mengancam kerugian signifikan terhadap sektor kami,” ungkap Kementerian Perdagangan China, dikutip Reuters, Selasa (8/10).
Kementerian China Bahkan mengungkapkan penyelidikan serupa terhadap produk-produk lain dari Uni Eropa, termasuk daging babi. Mereka menegaskan keputusan mengenai penyelidikan ini Nanti akan dibuat secara objektif dan adil.
Di sisi lain, Kementerian Perdagangan Perancis menganggap langkah China ini tidak dapat dipahami dan melanggar prinsip perdagangan bebas. Perancis Bahkan berkomitmen untuk bekerja sama dengan Komisi Eropa guna membawa masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Mulai 11 Oktober, importir brendi dari Eropa Sangat dianjurkan membayar deposit Sampai saat ini 39 persen dari nilai Produk Impor, yang biasanya Mengoptimalkan harga brendi di pasar China Sampai saat ini 20 persen menurut analis dari Jefferies.
“Langkah ini menunjukkan bahwa China bertekad untuk membalas keputusan Eropa terkait tarif EV China,” ungkap kelompok produsen cognac Perancis, BNIC.
Perancis dipandang sebagai sasaran utama penyelidikan ini karena dukungan negara tersebut terhadap pengenaan tarif Uni Eropa terhadap Motor Listrik asal China. Pengenaan bea masuk tambahan ini bakal menyasar brendi ternama asal Perancis seperti Hennessy dan Remy Martin.
Penjualan Barang ke Luar Negeri brendi Perancis ke China mencapai US$1,7 miliar atau senilai dengan Rp26,6 triliun (kurs 15.670 per Mata Uang Amerika AS) pada 2023, mencakup 99 persen dari total Produk Impor brendi ke China.
Langkah ini membuat saham-saham perusahaan barang merah Perancis terpukul. Saham LVMH, pemilik Hennessy, turun 4,9 persen sementara saham Remy Cointreau jatuh 8,7 persen.
Remy Martin, yang memiliki eksposur besar di pasar China, diperkirakan Nanti akan mengalami Penurunan Permintaan Sampai saat ini 6 persen. China Merupakan pasar Penjualan Barang ke Luar Negeri cognac terbesar kedua setelah Amerika Serikat, tetapi merupakan wilayah yang paling menguntungkan bagi industri ini.
Kepala Negara Perancis Emmanuel Macron menyebut tindakan China sebagai ‘pembalasan murni’ atas keputusan Uni Eropa.
“Tarif terhadap EV China diperlukan untuk menjaga persaingan yang adil,” tegas Macron.
Sementara itu, diskusi lebih lanjut antara otoritas China dan UE mengenai tarif dan perdagangan masih berlangsung, Sekalipun hasilnya belum Tidak mungkin tidak.
(lau/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA