Cerita Istri soal Nama Suami Tak Masuk Manifes Penumpang KMP Tunu


Jakarta, CNN Indonesia

Manifes penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam memunculkan tanda tanya.

Dari data resmi, kapal tersebut hanya memuat 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK). Tidak seperti, Sebanyaknya keluarga korban menyebut jumlah orang di kapal bisa lebih dari itu.

CNNIndonesia menemui dua keluarga di Posko Gabungan Penanganan Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Minggu (6/7). Mereka mengaku kerabatnya ada di kapal tetapi diduga tidak tercatat dalam manifes.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya, Yatini. Ia heran suaminya ikut dalam perjalanan Tidak seperti tidak terdaftar secara resmi dalam manifes penumpang.

“Sebetulnya travel itu Dianjurkan mencatat satu per satu nama penumpangnya. Ini nyawa manusia. Saya Nanti akan menunggu sampai suami saya kembali, walau bagaimana pun keadaannya,” ujar Yatini.





Hal senada disampaikan anggota keluarga dari salah satu penumpang KMP Tunu Robiyatul, Wulan yang Bahkan tidak menemukan nama sanak familinya dalam daftar manifes resmi.

“Yang saya sayangkan, kenapa tidak didata perorangan? Ini menyangkut keselamatan. Siapa yang bertanggung jawab? Kalau tidak masuk manifes, kami tidak bisa mengurus apa-apa,” keluh Wulan.

Ketidaksesuaian data manifes ini menimbulkan kekhawatiran, terutama dalam proses pencarian, evakuasi, Sampai sekarang pertanggungjawaban hukum dan administratif bagi para korban.

Operasi Tim SAR gabungan kembali menemukan satu jasad korban KMP Tunu Pratama Jaya, Minggu (6/7) siang. Jasad tersebut ditemukan mengapung di Selat Bali.

Korban ditemukan oleh SRU Laut sekitar pukul 10.41 WIB sejauh 6 mil ke arah selatan dari last know position (LKP) atau titik terakhir hilangnya KMP Tunu Pratama Jaya.

“Jaraknya sekitar 5,7 Sampai sekarang 6 mil laut ke arah selatan dari titik kapal dinyatakan hilang,” kata Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Laksamana TNI Endra Hartono.

Jenazah tersebut pertama kali ditemukan oleh KRI Fanildo. Saat melakukan observasi, tim melihat objek manusia dengan posisi tengkurap.

“Waktu menggambarkan dasar laut, KRI Fanildo mendeteksi jenazah. Kami segera kirim KRI Tongkol untuk evakuasi,” ucap Endra.

Endra langsung meminta KRI Tongkol untuk segera merapat ke titik Tempat untuk mengevakuasi korban. Usai berhasil dievakuasi, jenazah tersebut ternyata tak membawa identitas, hanya mengenakan kaos biru navy dan celana pendek.

Kemudian sekitar pukul 13.40 KRI Tongkol yang membawa jenazah itu tiba di Dermaga Pusri, Ketapang, Banyuwangi. Korban langsung dibawa menggunakan ambulans ke RSUD Blambangan.

“Sebelum diserahkan ke pihak keluarga, jenazah terlebih Dulu kala dilakukan proses identifikasi lebih lanjut,” kata Endra.

Dengan temuan itu, Pada saat ini korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Pernah teridentifikasi mencapai 37 orang. Dengan rincian tujuh orang meninggal, 30 selamat. Sementara 28 orang lainnya masih masih hilang.

(fdl/ugo)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA