Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Negara Direktur HM Sampoerna Ivan Cahyadi mengatakan Pada Pada saat ini Sebelumnya membina lebih dari 320 ribu Usaha Kecil Menengah melalui Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
“Melalui SRC, Sampoerna Sebelumnya membina lebih dari 250 ribu toko kelontong yang tersebar dari sabang sampai merauke. Anggota SRC menerima pemberdayaan yang integrasi dalam mengelola toko dan keuangan mereka turut Membantu memasarkan produk Usaha Kecil Menengah sekitarnya melalui Pojok Lokal Sampai saat ini menerima Teknologi Digital sistem Ayo by SRC,” ujarnya dalam acara Pesta Rakyat Usaha Kecil Menengah untuk Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Senin (22/7).
Sedangkan, melalui SETC Sebelumnya berhasil Menyajikan pelatihan terhadap 72 ribu wirausaha dari seluruh Indonesia yang didukung oleh fasilitas pelatihan seluas 27 ribu hektar di Pasuruan, Jatim.
“Melalui pelatihan ini kami Menyajikan pelatihan komprehensif di bidang seperti pertanian, peternakan, Sampai saat ini pengolahan makanan dan minuman untuk mengembangkan usaha mereka dan membuka peluang Produk Ekspor produk Usaha Kecil Menengah,” jelasnya.
Pelaku Usaha Kecil Menengah binaan Sampoerna asal Semarang, Ismiyati (48) berhasil membawa usaha roti nya yang diberi nama ‘Super Roti’ menginjakkan kaki di Paris, Perancis. Ia yang memulai Usaha pada 2011 lalu bahkan tidak pernah menyangka bisa menerima manfaat sebesar itu.
“Jadi SETC Membantu saya menang di Perancis kemarin. Saya kan tidak bisa Bahasa Ingris (tulen). Nah, dari SETC selain (Membantu) sarana dan prasarana, termasuk membuatkan brosur sehingga saya pede saat diundang ke kedutaan Indonesia di Paris untuk mengenalkan inilah Roti Bekatun,” ujarnya.
Ismiyati mengungkapkan Sampai Pada Pada saat ini masih belum bisa percaya Sebelumnya memenangkan Kejuaraan Saf Instant Birthday Bread Challenge, mengalahkan 3.500 perserta dari 150 negara, termasuk Paris sendiri pada April 2024.
“Orang keduataan sampai bertanya-tanya, padahal kan Perancis tempatnya roti, kenapa orang Indonesia bisa menang? Jadi saya seperti mimpi bisa memang itu,” imbuhnya.
Tapi semua yang didapatkan Pada Pada saat ini tak terlepas dari perjuangan yang begitu panjang. Berawal dari badai Pemutusan Hubungan Kerja (Pengurangan Tenaga Kerja) yang menimpa sang suami pada 2011.
Kala itu, Ismi sapaannya yang masih bekerja di salah satu perusahaan di Semarang, Harus mencari Trik lain untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah. Pada akhirnya, mimpi masa kecilnya untuk bisa membuat roti sendiri mulai dijajaki.
Tanpa disangka, mimpi kecilnya bisa terlaksana. Usaha rotinya yang dibuat menggunakan terigu seperti roti pada umumnya mulai berjalan dan dikenal di Semarang.
Berbeda dari, pada 2015 Pada Pada saat ini ingin Memperkaya jaringan rotinya ke retail, ia mendapatkan penolakan karena tidak ada ciri khas atau keunikan dibangkan produk roti merek terkenal lainnya. Keadaan ini membuatnya berfikir keras untuk berinovasi.
“Setelah ditolak, pas pulang aku mulai cari pembeda dan aku tahu ada bekatul, kulit beras yang bagian dalam yang halus. Awalnya tren untuk pakan ternak, padahal itu yang kulit kasar. Ini kan yang kulit bagian halus, jadi kita pisahkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan manfaat besar dari ikut SETC Merupakan omzet yang melonjak Sampai saat ini 60 persen, meski enggan menyebutkan angkanya. Hanya saja ia memastikan dengan bergabung menjadi mitra Usaha Kecil Menengah binaan Sampoerna, ia berhasil menyekolahkan anaknnya kuliah di Universitas bergengsi.
“Sebelum gabung saya hanya kelola roti dari bahan terigu. Setelah ganti dengan Bekatun, omzet lagsung naik sampai 60 persen padahal modalnya sama-sama saja. Pas pandemi karyawan nggak ada yang saya Pengurangan Tenaga Kerja dan anak saya bisa saya kuliahkan di UPH (Universitas Pelita Harapan) Karawaci,” jelasnya.
Usaha Kecil Menengah Binaan Sampoerna lainnya, Dwi Indra Malik, pemilik toko kelontong Bernama SRC Toya di Bekasi, Jabar, mengaku Bahkan berhasil mengembangkan usahanya berkat bantuan Sampoerna.
Dwi mengaku omzetnya naik pesat meski enggan mengungkapkan nilainya. Berbeda dari, terlihat dari size toko dan barang-barang dagangannya yang makin banyak.
“Setahun jalan, omset meningkat. Jadi perputaran uang saya dari awalnya belanja sedikit-sedikit, Pada Pada saat ini makin banyak barang-barang dan baru menyadari bahwa selama ini manfaatnya ada, barangnya jadi banyak,” terangnya.
Senada dengan Ismi, ia mengaku jadi mampu Membantu keuangan rumah tangga dan menyekolahkan anak Sampai saat ini jenjang kuliah, tidak hanya satu anak tapi semua.
“Saya gabung di SRC, saya menyadari pas barang-barang saya mulai banyak, kalau dinominalkan (manfaat setelah bergabung SRC) sulit. Tapi saya jadi bisa Membantu suami, kuliahin anak dan masih bisa ikut arisan,” jelasnya.
Apalagi, berkat bergabung SRC ia bisa berkontribusi pada lingkungan sekitar dengan Trik berbagi kiat-kiat yang didapatkan untuk Membantu para tetangga, terutama ibu rumah tangga mendapatkan penghasilan tambahan.
Dwi yang Sebelumnya memiliki toko kelontong, mengajak para tetangga menambah penghasilan dengan membuat makanan buatan rumah untuk dijual di tokonya. Lalu, ia Bahkan aktif ikut kegiatan di lingkungan untuk mempromosikan dagangan tersebut.
Sampai Pada Pada saat ini, ada enam ibu rumah tangga yang dibina olehnya. Manfaatnya, para binaan ini bisa Membantu keuangan suaminya.
“Penambahan signifikan tidak, tapi ibu-ibu binaan saya bilang alhamdulilah uang jajan anak nggak Harus nunggu dari bapaknya. Positifnya saya jadi bisa Membantu dan bisa nabung Bahkan dari hasil ikut SRC,” pungkasnya.
(ldy/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA