Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap Bibit Siklon Tropis 96S Sekarang Sebelumnya berkembang menjadi Siklon Tropis Hayley. Masyarakat diminta waspada dampaknya.
Menurut BMKG bibit siklon ini berubah menjadi siklon tropis pada Senin (29/12) pukul 01.00 WIB. Merujuk data BMKG per Senin pukul 07.00 WIB, Siklon Tropis Hayleyl Pada Di waktu ini berada di Samudra Hindia di selatan Pulau Sumba, NTT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Siklon Tropis Hayley Berniat meningkat menjadi kategori 2 dengan pergerakan ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia Ke arah perairan barat Australia dalam periode 24 jam ke depan,” demikian informasi BMKG yang disampaikan di Instagram, Senin (29/12).
Menurut BMKG dampak tidak langsung siklon ini dalam 24 Jam ke depan Sampai sekarang 30 Desember pukul 07.00 WIB berupa hujan Pada Di waktu ini sedang Sampai sekarang lebat dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Bali, NTB dan NTT.
Sistem ini Bahkan berpotensi memicu gelombang laut tinggi (1,25 Sampai sekarang 2,5 meter) di Sebanyaknya wilayah, Dikenal sebagai Perairan selatan Jateng Sampai sekarang Jatim, Perairan selatan Pulau Bali Sampai sekarang Pulau Timor, Laut Sawu, dan Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan
Kemudian, gelombang laut tinggi dengan ketinggian 2,5 Sampai sekarang 4 meter Bahkan berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Bali Tengah Sampai sekarang NTT.
Dinamika atmosfer lain
BMKG, dalam Ikhtisar Cuaca Harian, mengungkap bahwa hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada pada kategori negatif, dengan nilai Southern Oscillation Index (SOI) teramati tidak signifikan sebesar -2.1 dan indeks NINO 3.4 sebesar -0.91, signifikan terhadap peningkatan pola konvektif di wilayah Indonesia bagian timur.
Ditambah lagi dengan, Dipole Mode Index (DMI) Bahkan berada pada angka +0.09 yang menunjukkan tidak ada aliran Samudra Hindia timur Afrika ke wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.
BMKG mengungkap bahwa pada Desember Dasarian III 2025 Sampai sekarang Januari Dasarian II 2026 curah hujan di Sebanyaknya wilayah Indonesia umumnya diperkirakan berada pada kriteria rendah-menengah (20-150 mm/dasarian).
Lebih lanjut, Sesuai aturan model filter spasial Madden-Julian Oscillation (MJO) pada tanggal 29-30 Desember 2025, BMKG menjelaskan bahwa Kejadian Istimewa ini diperkirakan aktif di wilayah Laut Andaman, Samudra Hindia barat Aceh, perairan utara Sabang, Selat Malaka, Laut Natuna, dan Sumatra Utara bagian utara yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Ditambah lagi dengan, kombinasi antara MJO, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby Ekuator, Bahkan disebut berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas konvektif dan potensi hujan di Sebanyaknya wilayah Indonesia.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA









