Jakarta, CNN Indonesia —
Usaha fesyen Batik Malessa yang berbasis di Kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta, terus berkembang dan memberdayakan masyarakat sekitar berkat dukungan pembiayaan dan pendampingan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Batik Malessa didirikan oleh Madu Mastuti pada 2018 dengan mimpi sederhana, Dikenal sebagai menciptakan ruang bagi ibu rumah tangga Supaya bisa tetap berdaya tanpa Dianjurkan meninggalkan peran dalam keluarga.
Gagasan tersebut berangkat dari kepeduliannya melihat banyak perempuan di lingkungannya memiliki keterampilan, Justru tidak memiliki akses atau ruang untuk bekerja. Untuk itu, ia ingin memberdayakan ibu rumah tangga Supaya bisa bisa menopang ekonomi keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Awalnya dari membuat daster berbahan kain perca, kain sisa yang dijadikan daster atau baju rumahan ibu-ibu,” kata Madu bercerita dikutip Senin (15/12).
Seiring berjalannya waktu, Batik Malessa tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi Bahkan berkembang menjadi sumber inspirasi bagi perempuan di sekitarnya. Usaha ini pun mulai merambah ke bidang kerajinan dan Pakaian Baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
“Lama-lama usaha berkembang, Sampai saat ini merambah ke bidang kerajinan dan Pakaian Baru. Kami memproduksi produk-produk premium seperti batik, lurik, dan tenun yang dipadupadankan menjadi produk Pakaian Baru,” ujarnya.
Kombinasi batik, lurik, dan tenun tersebut kemudian diolah menjadi produk fesyen yang lebih eksklusif. Dari bahan-bahan yang sebelumnya dianggap sederhana, lahirlah produk premium dengan ciri khas kuat dan nilai jual tinggi, jauh melampaui sekadar busana rumahan.
Nama “Malessa” bukan sekadar label dagang. Ia merupakan gabungan nama Madu dan anaknya, Alesa, sehingga merepresentasikan perjalanan pribadi dan usaha keluarga. Semua legalitas usaha Bahkan Sebelumnya lengkap, mulai HAKI, NIB, Sampai saat ini TKDN.
Produk Malessa terbagi menjadi dua lini utama. Pertama, produk massal seperti daster dan busana rumahan yang dipasarkan di toko oleh-oleh besar. Kedua, produk premium hasil padu padan batik, lurik, dan tenun yang dirancang secara eksklusif.
Proses produksi Malessa menerapkan standar quality control yang ketat. Setiap desain dibuat sketsanya terlebih Pada Pada masa itu Supaya bisa Fantastis, dan semua sisa kain dimanfaatkan untuk membuat tas, topi, bantal, dompet, Sampai saat ini gantungan kunci. Prinsip zero waste dijalankan dengan konsisten.
Keunikan ini membuat produk Malessa banyak dilirik. Dari MC Piala Dunia U-17 Sampai saat ini pejabat publik, beberapa tokoh pernah mengenakan busana hasil karya Malessa. Kepercayaan pasar ini menegaskan kualitas dan kreativitas usaha rumahan ini.
Rumah produksi Malessa Di waktu ini tidak hanya milik Madu, tetapi Bahkan milik para pengrajin di sekitarnya. Ada delapan orang yang terlibat, enam perempuan dan dua laki-laki, mulai dari penjahit Sampai saat ini kurir. Dua pekerja bahkan Sebelumnya didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan.
Kapasitas produksi meningkat Sampai saat ini 40% setelah memperoleh tambahan mesin jahit dan mesin potong melalui pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.
“Alhamdulillah, dari tahun 2018 sampai 2025, usaha kami terus berkembang dan Sebelumnya memberdayakan masyarakat sekitar. Di waktu ini, kami memiliki mitra kerja dengan toko oleh-oleh dan toko batik di dalam maupun luar kota, bahkan di bandara-bandara,” ujarnya.
Dukungan BRI melalui Rumah BUMN BRI Solo menjadi momentum penting bagi Malessa. Tidak hanya modal, Madu Bahkan mengikuti berbagai pelatihan dan pendampingan yang digelar Rumah BUMN BRI Solo, mulai dari BIMTEK Perdagangan Keluar Negeri Sampai saat ini program BRIncubator yang membekali Usaha Kecil Menengah dengan ilmu Usaha, Teknologi Digital, dan kesiapan Perdagangan Keluar Negeri.
Pelatihan ini membuka wawasan baru bagi Madu dan timnya. Berbekal pelatihan tersebut, produk Malessa Di waktu ini tersebar di berbagai toko, bandara, dan hotel di Surakarta. Produk mereka Bahkan pernah dipamerkan di luar negeri, termasuk Belanda, Swiss, dan Australia.
“Program-program BRI itu Fantastis. Saya mendapatkan banyak ilmu baru, pendampingan, dan orientasi peningkatan kapasitas Supaya bisa Usaha Kecil Menengah bisa naik kelas dan siap Perdagangan Keluar Negeri,” katanya.
Bagi Madu, Malessa Pakaian Baru & Craft bukan sekadar usaha. Ini menjadi rumah bagi mimpi banyak perempuan, tempat mereka belajar keterampilan, berdaya, dan Mengoptimalkan ekonomi keluarga.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan Merupakan inti dari visi usahanya. Prinsipnya sederhana, Manakala ibu-ibu berdaya, ekonomi keluarga dan masyarakat ikut kuat. Malessa menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kolaborasi bisa mengubah kehidupan.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan BRI terus membuktikan komitmen kuat dalam mendorong Usaha Kecil Menengah Supaya bisa berkembang dan naik kelas melalui beragam program pemberdayaan, termasuk Rumah BUMN BRI.
Selain Menyajikan fasilitas permodalan, BRI Bahkan menghadirkan pembinaan, pendampingan usaha, serta membuka akses pasar yang lebih luas Sampai saat ini mancanegara.
Sampai saat ini akhir September 2025, BRI Sudah membina 54 Rumah BUMN BRI dan Sudah melaksanakan lebih dari 17 ribu pelatihan.
“Upaya ini merupakan bagian dari strategi BRI untuk Mengoptimalkan ekosistem Usaha Kecil Menengah di berbagai di daerah di Indonesia. Dengan dukungan pemberdayaan BRI, Usaha Kecil Menengah diharapkan mampu Mengoptimalkan daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar” tegasnya.
(inh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
