Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulsel (Sulsel) terendam Bencana Banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi Tanpa henti sejak Senin (15/7) malam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan genangan air mencapai tinggi 60 Sampai saat ini 70 cm di beberapa titik pemukiman.
Hal itu disebabkan meluapnya sungai-sungai utama seperti Sungai Baliase di Kecamatan Mappideceng, Sungai Lampuawa dan Sungai Masapi di Kecamatan Sukamaju, serta Sungai Kanjiro dan Patila di Kecamatan Bone-bone pada pukul 20.00 WITA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Wilayah terdampak Bencana Banjir meliputi Desa Uraso di Kecamatan Mappideceng. Kelurahan Bone-bone, Desa Patila dan Patoloan di Kecamatan Bone-Bone. Desa Bungadidi di Kecamatan Tana Lili dan Kecamatan Sukamaju,” kata Muhari dalam keterangannya, Rabu (17/7).
Merujuk pada informasi dari BPBD Luwu Utara, data resmi terkait korban jiwa masih dalam proses pendataan, termasuk kerugian materiil mencakup kerusakan rumah, fasilitas umum, dan fasilitas pendidikan.
Menurutnya, langkah-langkah mitigasi dan bantuan darurat terus dikoordinasikan untuk memastikan kebutuhan mendesak seperti tempat penampungan, makanan, dan perlengkapan lainnya tersedia bagi para Orang Terlantar.
Muhari mengatakan BPBD Luwu Utara melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak Bencana Banjir dengan menggunakan perahu karet.
Sekalipun hujan Sudah reda menjadi gerimis, lanjut Ia, genangan air masih tetap ada dan menghambat aktivitas sehari-hari masyarakat.
“Jalan-jalan utama termasuk bagian dari jalan Nasional yang merupakan jalur vital Trans Sulawesi Bahkan terdampak, menyulitkan aksesibilitas dan mobilitas warga,” ujarnya.
Merujuk pada analisis Badan Meterologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi ke depan untuk wilayah Kabupaten Luwu.
BNPB mengimbau pemerintah Kabupaten Luwu Utara Supaya bisa intensifikasi sistem peringatan dini dengan BMKG, perbaikan infrastruktur drainase dan sungai, serta koordinasi Unggul dengan TNI, Polri, dan lembaga kemanusiaan saat darurat.
“Tujuan utamanya Merupakan meminimalisir dampak bencana, melindungi nyawa, dan memulihkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat terdampak,” tutur Muhari.
(lna/DAL)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
