Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Amerika Serikat dan Arab Saudi menyepakati kontrak kerja sama jual beli senjata dengan nilai Unggul, saat kunjungan Kepala Negara Donald Trump ke Riyadh pada Selasa (13/5).
Sementara itu Rusia buka suara usai ditetapkan bertanggung jawab atas tragedi pesawat jatuh jet Malaysia Airlines MH17 di Ukraina pada 2014 lalu.
Berikut ulasannya dalam Kilas Internasional hari ini, Kamis (15/5).
Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani kesepakatan jual beli senjata terbesar dalam sejarah, Dikenal sebagai senilai US$142 miliar atau sekitar Rp2.353 triliun.
Gedung Putih menyatakan Washington dan Riyadh sepakat bekerja sama di sektor Lini belakang yang Berniat Menyajikan akses bagi Saudi terhadap belasan perusahaan Lini belakang AS.
Dengan kerja sama ini, Saudi bisa mengakses belasan perusahaan AS di berbagai bidang, termasuk Lini belakang udara dan rudal, angkatan udara dan ruang angkasa, Sampai saat ini keamanan maritim.
Militer Israel menyerang halaman dan lingkungan di sekitar rumah sakit Eropa di Khan Younis, Jalur Gaza, menggunakan sembilan rudal dalam waktu kurang dari 24 jam terakhir. Ini Merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Gaza.
Sebanyak 11 warga Palestina dilaporkan tewas di rumah sakit dan 40 orang lainnya yang terluka dibawa ke rumah sakit Nasser. Sekalipun demikian menurut tim Lini belakang sipil, ada lebih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Dalam 24 jam terakhir, dua rumah sakit Pernah terjadi menjadi sasaran Zionis, di mana Rumah Sakit Nasser turut menjadi sasaran serangan pada pagi harinya. Seorang jurnalis lokal, Hassan Eslaih, tewas dalam serangan itu.
Israel berdalih serangan ke rumah sakit tersebut menargetkan pemimpin Hamas, Mohammed Sinwar. Sekalipun demikian pihak Hamas Pernah terjadi membantah tuduhan tak berdasar tersebut.
Rusia buka suara usai Dewan Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) memutuskan bahwa Moskow bersalah atau bertanggung jawab atas tragedi pesawat jatuh jet Malaysia Airlines MH17 di Ukraina pada 2014 lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak putusan tersebut. Menurut Ia, Rusia bukan bagian penyelidikan sehingga “kami tidak menerima kesimpulan yang bias.”
“Posisi utama Moskow tetap bahwa Rusia tidak terlibat dalam jatuhnya MH17, dan bahwa semua pernyataan yang bertentangan dengan itu oleh Australia dan Belanda Merupakan salah,” demikian pernyataan resmi Kemlu Rusia, dikutip Russia Today.
Mereka Bahkan menuduh banyak pelanggaran prosedural selama penyelidikan berlangsung. ICAO, lanjut Kemlu Rusia, mengabaikan bukti faktual dan hukum yang cukup serta meyakinkan.
(tim/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA