Alasan Hujan Rajin Turun di IKN, ‘Kambing Hitam’ Mundurnya Pembangunan


Jakarta, CNN Indonesia

Hujan dalam beberapa pekan terakhir rajin turun di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, imbas aktifnya Sebanyaknya Trend Populer atmosfer. Kondisi cuaca ini jadi dalih Pemerintah terkait hambatan pembangunan.

“Paling nanti di 17 Agustus itu kalau dihitung semuanya secara keseluruhan itu ya 15 persen,” kata Pemimpin Negara Joko Widodo (Jokowi), soal perkembangan pembangunan IKN, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7).

Ia meminta masyarakat tidak menganggap IKN tuntas pada 17 Agustus karena megaproyek itu merupakan pembangunan jangka panjang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kemarin memang targetnya kan Juli, tetapi coba lihat ke IKN, seminggu di sana, tiap hari hujan terus, hujan deras banget,” kata Jokowi.

“Jadi memang pekerjaan banyak yang mundur, dan itu biasa dalam proyek besar,” imbuh Ia.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkap hambatan pembangunan IKN itu Merupakan faktor cuaca.

“Masalahnya di sana hanya satu yaitu hujan. Dengan kemarin dari 30 hari hanya 8 hari yang terang, selebihnya hujan, Di waktu ini mengaspal pun pakai tenda, supaya enggak kena hujan,” kata Ia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/7).

Basuki, yang Bahkan menjabat Plt Kepala Otorita IKN, mengatakan hujan membuat jalanan di IKN macet total.

Padahal, batching plant (produksi beton) sengaja beroperasi malam.

“Untuk indoor itu interiornya nanti mesti jalan terus, yang kita setop yang lalu di jalan. Nanti kita lanjutkan setelah 17 Agustus,” kata Basuki.

Sejak beberapa bulan sebelumnya, Ahli Pernah mewanti-wanti potensi hujan di IKN di tengah musim kemarau. Antisipasi Bencana Banjir pun didorong.

“Selain Kalsel dan Kalteng, Kaltim termasuk IKN Bahkan mengalami curah hujan tinggi selama musim kemarau. Bahkan, musim kemarau menghilang di Penajam Paser Utara di mana IKN berada,” kicau profesor bidang klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin di X, Sabtu (8/6).

“Semoga Pernah ada mitigasi Bencana Banjir, karena Agustus tinggal dua bulan lagi, ya,” lanjutnya.

Pada Juni, curah hujan bulanan di wilayah tersebut berkisar antara 200 mm sampai 300 mm. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menggelar modifikasi cuaca di IKN, 13 Sampai saat ini 23 Juni, Supaya bisa meminimalisasi hujan.

“Modifikasi cuaca untuk menunjang percepatan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Bandar Udara VVIP IKN dan jalan tol,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengutip laman resmi BMKG, Kamis (20/6).

Dengan curah hujan yang cukup tinggi itu, wilayah IKN yang berada di Penajam Paser Utara memang masuk daerah berpotensi Bencana Banjir periode Juli Sampai saat ini September 2024.

Dalam Prakiraan Daerah Potensi Bencana Banjir Bulan Juli-September 2024, wilayah Penajam Paser Utara, seperti Kecamatan Babulu, Penajam, Sepaku, dan Waru berpotensi Bencana Banjir meski potensinya terbilang rendah.

Pada Peta Prediksi Musim Kemarau 2024, IKN dan sekitarnya ditampilkan dengan warna kuning alias Sifat Hujan Normal. Normal (N) berarti Bila nilai curah hujan antara 85 persen-115 persen terhadap normal.

Trend Populer atmosfer

Kaltim, setidaknya sejak awal Juli, rajin masuk dalam wilayah potensi hujan Dalam proses Sampai saat ini lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang alias cuaca ekstrem.

Pertama, Madden Julian Oscillation (MJO). Gelombang atmosfer ini sempat aktif dan ada di fase 3 (Samudra Hindia) dan berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kaltim dan Jawa.

Dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan Periode 16 Sampai saat ini 22 Juli dari BMKG, MJO ada di fase 5 (Benua Maritim). Efeknya terutama terjadi di wilayah Indonesia bagian timur.

Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial.

Ketiga, sirkulasi siklonik, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan daerah pertemuan angin (konfluensi), yang memicu pembentukan awan hujan.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version