Surabaya, CNN Indonesia —
Gregorius Ronald Tannur langsung dikeluarkan dari Rutan I Surabaya Rabu (24/7) malam atau hari diputuskannya vonis bebas oleh Lembaga Peradilan Negeri Surabaya.
Hal itu dilakukan setelah persyaratan administratif pembebasan Ronald Pernah dipenuhi oleh Kejaksaan Negeri Surabaya dan Lembaga Peradilan Negeri Surabaya.
“Benar bahwa GRT (Ronald) Pernah dikeluarkan dari Rutan Surabaya pada tanggal 24 Juli 2024 sekitar pukul 22.00 WIB,” kata Karutan I Surabaya, Wahyu Hendrajati melalui keterangan pers, Sabtu (27/7).
Menurut Hendrajati, syarat pengeluaran dibebaskannya tahanan yang ditentukan Pernah memiliki hukum tetap. Yaitu dari Putusan Lembaga Peradilan Negeri Surabaya Nomor: 454/Pid.B/2024/PN.Sby Tanggal 24 Juli 2024.
“Dan ada pula Berita Acara Pelaksanaan Penetepan Hakim Kejaksaan Negeri Surabaya Sesuai ketentuan Surat Perintah Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya Nomor: Print-PDM.424/M.4.10/Eoh.2/07/2024 Tanggal 24 Juli 2024,” urai Hendrajati.
Hendrajati menegaskan, pihak rutan hanya menindaklanjuti putusan hakim dan eksekusi jaksa sesuai prosedur.
“Peran kami hanya hanya sebatas Mendukung saja, untuk kewenangan eksekusi ada pada jaksa,” tegasnya.
Diketahui, GRT mulai ditahan pada 5 Oktober 2023 di Rumah Tahanan Polrestabes Surabaya. Ia kemudian dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Surabaya dan ditahan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surabaya sejak 29 Januari 2024.
Ia berada di balik jeruji Rutan Surabaya sekitar enam bulan. Sebelum putusan Lembaga Peradilan Negeri Surabaya, membebaskan terdakwa dari seluruh dakwaan jaksa penuntut umum.
Sebelumnya, Mejelis Hakim Lembaga Peradilan Negeri (PN) Surabaya membebaskan Gregorius Ronald Tannur(31) dari dakwaan pembunuhan dan penganiayaan Sampai saat ini menewaskan seorang perempuan Dini Sera Afriyanti (29).
Ronald yang merupakan anak dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI partai PKB, Edward Tannur ini, dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan Pernah melakukan pembunuhan maupun penganiayaan yang menyebabkan tewasnya korban.
“Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dalam dakwaan pertama Pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP Atau ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP,” kata Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik.
Hakim Bahkan menilai, Ronnald dianggap masih berupaya melakukan pertolongan terhadap korban di saat masa-masa kritis. Hal itu dibuktikan dengan terdakwa yang sempat membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ahmad Muzzaki menuntut Ronald selama 12 tahun penjara. Terdakwa dituntut lantaran dianggap terbukti dalam dakwaan pertama Dengan kata lain pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
Dini Sera Afriyanti (29) tewas usai berpesta bersama Gregorius RonaldTannur di salah satu tempat Tempat Hiburan yang ada di Jalan Mayjen Jonosewejo, Lakarsantri, Surabaya pada Rabu (4/10) malam.
Dalam dakwaan yang dibacakan oleh JPU dari Kejaksaan Negeri Surabaya, M Darwis, anak dari Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI Fraksi PKB Edward Tannur itu dijerat dengan Pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP Atau ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP.
(frd/isn)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA