Jakarta, CNN Indonesia —
Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Dapil Papua, Yorrys Raweyai mengkritik gaya kepemimpinan Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI La Nyalla Mattalitti buntut kericuhan sidang Paripurna pada Jumat (12/7) pekan lalu.
Menurut Yorrys, kericuhan itu dinilai buntut dan akumulasi dari gaya kepemimpinan La Nyalla dan Nono Sampono yang tertutup dan eksklusif selama ini.
“Kekecewaan demi kekecewaan akibat gaya kepemimpinan otoriter dan tertutup Pak LaNyalla dan Pak Nono Pernah terakumulasi sejak lama, Sampai sekarang memunculkan resistensi yang memuncak,” kata Yorrys dalam keterangannya, Selasa (16/7).
Ia menilai tata tertib versi perubahan yang hendak disahkan, tidak melalui mekanisme dan prosedur yang benar dalam Paripurna tersebut. Padahal, Syarat itu Sudah dalam Peraturan Dewan Perwakilan Daerah RI Nomor 1 Tahun 2022 tentang Tata Tertib.
Lebih jauh, Yorrys menilai La Nyalla dan Nono Sudah memosisikan Dewan Perwakilan Daerah seperti lembaga pribadi. Keduanya selama ini terus membungkam suara kritis dan berbeda. Ia mengaku khawatir apalagi keduanya Berencana kembali mencalonkan jadi pemimpin Dewan Perwakilan Daerah periode selanjutnya.
“Pak La Nyalla dan Pak Nono Sudah memosisikan lembaga Dewan Perwakilan Daerah seperti milik sendiri, di mana suara dan aspirasi kritis dan berbeda dari para anggota cenderung diabaikan,” katanya.
Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Daerah pada Jumat (12/7) pekan lalu sempat diwarnai kericuhan lantaran Sebanyaknya senator tak setuju draf tata tertib yang hendak disahkan oleh La Nyalla.
Sebanyaknya senator yang tidak setuju itu pun sempat ‘merangsek’ ke meja pimpinan La Nyalla dan menunjuk-nunjuk muka La Nyalla. Bahkan, La Nyalla sempat berebut palu sidang dengan seorang senator di meja pimpinan Dewan Perwakilan Daerah RI.
Walhasil, Rapat Paripurna ke-12 Dewan Pimpinan Daerah (Dewan Perwakilan Daerah) RI Masa Sidang V 2023-2024 itu pun berakhir buntu dengan tidak menemui kesepakatan terkait penyempurnaan tata tertib Dewan Perwakilan Daerah RI.
Pada kesempatan itu, La Nyalla Mattaliti Bahkan menyampaikan permohonan maaf kepada senator asal Papbar Filep Wamafma karena menyebut Filep sebagai pengacau. Ia mengaku perkataan pengacau yang dilontarkan terhadap Filep tidak pantas.
“Saya tidak ingin mendapatkan kata kata pengacau,” kata Filep.
“Oke, saudara Filep, saya minta maaf. Saya cabut omongan saya,” jawab La Nyalla.
CNNIndonesia.com Sudah mencoba menghubungi La Nyalla lewat pesan singkat. Berbeda dengan, nomor pribadi yang bersangkutan Tengah tidak aktif.
(thr/DAL)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA