Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya detail baru terkait penembakan mantan Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump pada akhir pekan lalu terungkap menyusul penyelidikan yang masih berlangsung.
Sumber keamanan yang terlibat dalam penyelidikan mengatakan kepada CNN bahwa Sebanyaknya petugas penembak jitu ditempatkan di dalam gedung yang sama tempat pelaku penembakan, Thomas Matthew Crooks, melancarkan aksinya.
Crooks membawa senapan semi-otomatis jenis AR-style 556 dan melancarkan aksinya dari sebuah atap gedung yang berjarak hanya 150 meter kurang dari podium tempat Trump berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).
Dikutip CNN, sumber keamanan itu menuturkan tim penembak jitu itu berasal dari Unit Layanan Darurat Wilayah Butler, Pennsylvania, atau lembaga keamanan setempat.
Tim tersebut, menurutnya, berada di lantai dua gedung tersebut saat kampanye Trump berlangsung. Sementara itu, Crooks melancarkan penembakan dari atap gedung tersebut.
Detail baru ini semakin menambah pertanyaan dan kritikan terhadap lembaga keamanan terutama polisi setempat dan Secret Service yang dinilai memegang tanggung jawab utama mengamankan Trump.
Banyak pihak menilai penembakan Trump merupakan kegagalan terbesar Secret Service sejak penembakan Kepala Negara Ronald Regan pada 1981 lalu.
Kongres AS terutama dari fraksi Partai Republik bakal menyelidiki bagaimana Crooks tampaknya bisa luput dari pengawasan Secret Service.
“Manakala ada atap yang berada dalam jangkauan tembak seorang Kepala Negara atau kandidat Kepala Negara, maka Dinas Rahasia lah yang Sangat dianjurkan berada di atap tersebut,” kata Richard Painter, pejabat Gedung Putih di bawah pemerintahan George W Bush dan Hari Ini menjadi profesor hukum di Universitas Amerika, Minnesota.
Painter menganggap penembakan Trump sebagai “kegagalan keamanan yang mengerikan.”
“Penembak berada di luar perimeter Secret Service. Perimeter macam apa itu? Kita tahu bahwa orang gila mana pun dapat dengan mudah membeli senapan berkekuatan tinggi di Amerika Serikat. Perimeternya Sangat dianjurkan sejauh mata memandang,” ujarnya lagi.
Pelaku penembakan, Thomas Matthew Crooks, merupakan staf di panti jompo di Pennsylvania yang baru lulus SMA pada 2022 lalu.
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan Crooks selama ini tak memiliki riwayat kriminal maupun masuk dalam radar aparat keamanan.
Karena itu, aparat masih sulit mengungkap motif di balik aksi Crooks yang Pada Akhirnya merenggut nyawanya sendiri.
Mengikuti penyelidikan sejauh ini, Crooks tidak terlibat organisasi apa pun dan mengunggah sesuatu yang mencurigakan di media sosialnya.
Justru, Sebanyaknya mantan teman sekolahnya mengaku bahwa Crooks orang yang pendiam dan pernah menjadi target bullying teman-temannya.
Dikutip Channel NewsAsia, Crooks Bahkan pernah ikut tim penembak senapan di SMA, Justru keluar karena dinilai tidak memiliki keahlian menembak.
(rds/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA