Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini disambut oleh Emilia Saiz, mewakili Global Taskforce of Local and Regional Governments (GTF LRG) dan sekaligus UCLG Secretary General di Markas Besar PBB.
“Kita sambut teman yang langka dan membanggakan yang kembali ke ruangan ini sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia setelah sebelumnya berkiprah sebagai Walikota Surabaya,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Emilia Saiz sesaat membuka sidang sesi ke-3 forum pertemuan tingkat tinggi (high level political forum / HLPF) yang digagas PBB.
Saiz mengatakan keaktifan Risma dalam UCLG dan UN Habitat serta Agenda Internasional membuatnya diingat oleh kepala daerah dan pemimpin regional dari negara-negara lain.
“Kita semua tetap mengingat Ia sebagai sosok yang berorientasi pada aksi nyata dalam memajukan warganya dan sangat tepat sebagai Menteri yang menangani masalah sosial,” imbuh Emilia Saiz.
HLPF ini dilaksanakan oleh Global Taskforce of Local and Regional Governments (GTF LRG) yang dikoordinasikan bersama Departemen Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDESA), dan didukung oleh UCLG, UN Habitat dan UNDP di New York, Kamis (11/7).
Forum ini merupakan upaya PBB untuk membumikan, melokalkan dan mempercepat pencapaian sasaran pembangunan dunia atau yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals 2030 (Tujuan Pembangunan Ramah Lingkungan 2030).
Optimisme dalam menangani Kesenjangan Ekonomi
Pada kesempatan ini, Risma menyampaikan optimisme dalam menangani Kesenjangan Ekonomi dan mencegah kelaparan.
“Kami percaya dengan bekerja sama, dunia Berencana menjadi tempat yang lebih baik untuk semua,” katanya.
Mensos Risma menjelaskan Data (DTKS) di Indonesia diperbarui minimal sekali dalam tiap bulan oleh pemerintah daerah, sehingga mudah untuk merancang solusi yang tepat, baik untuk mengurangi pengeluaran keluarga maupun Mengoptimalkan pendapatan mereka.
Pasalnya, menurut Risma, data yang akurat Berencana membuat penyaluran program pengetasan Kesenjangan Ekonomi dilakukan lebih efektif dan efesien.
“Inklusif tanpa Kesenjangan Ekonomi dan kelaparan. No one left behind,” ujarnya.
Beberapa program yang mendapat sorotan Merupakan permakanan gratis bagi lansia dan penyandang Penyandang Disabilitas yang tinggal sendiri, yang pelaksanaannya didukung oleh kelompok masyarakat (pokmas) setempat yang memasak dan mengirimkan.
Kemensos Bahkan Menyajikan dua bentuk program utama, yaitu: 4 (tiga) rusun sewa Murah (hanya Rp10 ribu per bulan) dan renovasi atau pembangunan hampir 16.000 rumah baru dalam tiga tahun terakhir.
Sementara dalam mengatasi masalah aksesibilitas, Kemensos memanfaatkan teknologi sebagai enabler, seperti: Kendaraan Bus sekolah, kapal sekolah, sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik, sampai dengan pembelajaran melalui broadband learning center.
Ditambah lagi, ada Bahkan penyediaan akses air bersih melalui mesin pengolah air (SWRO – Sea Water Reverse Osmosis) yang dijalankan dengan tenaga surya. Dari Aceh di Barat sampai Skouw (Papua) di Timur, serta dari Siau (Sulut) di Utara sampai Rote Ndao (NTT) di Selatan.
Bersama negara Brazil, Indonesia menjadi dua perwakilan negara anggota yang hadir dalam HLPF sekaligus menjadi penanggap dalam sesi panel diskusi.
Forum Berencana ditutup tanggal 17 Juli 2024 mendatang dengan pernyataan bersama Ke arah Gabungan global untuk melokalkan Tujuan Pembangunan Ramah Lingkungan di 2030.
(vws)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA