Kebakaran Hutan Meluas, 9.000 Orang di Kanada Dievakuasi


Jakarta, CNN Indonesia

Sekitar 9.000 penduduk kota Labrador City dan Wabush, Kanada, dievakuasi imbas kebakaran hutan yang semakin meluas.

Petugas pemadam kebakaran provinsi Jeff Motty mengatakan penduduk kota Labrador City dan Wabush di provinsi Newfoundland dan Labrador diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami melihat api yang sangat besar di luar sana. Api bergerak sekitar 50 meter per menit,” kata Motty, mengutip AFP, Sabtu (13/7).

Gambar-gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan antrean Kendaraan Pribadi yang Dalam proses menunggu untuk mengisi bahan bakar di pom bensin karena langit tertutup oleh awan asap yang sangat besar.

“Cukup mengejutkan melihat asap sebanyak itu,” kata warga Kota Labrador, Stacy Hunt, kepada lembaga penyiaran publik CBC. “Dan asap itu berada di tempat yang sama selama berjam-jam.”

Di wilayah terpencil ini, penduduk Sangat dianjurkan mengungsi lebih dari 500 kilometer ke arah timur melalui satu-satunya jalan yang tersedia. Motty mengatakan intensitas kebakaran tidak memungkinkan untuk menggunakan pesawat pengebom air.

Pada Sabtu pagi, walikota Kota Labrador, Belinda Adams, kembali mendesak warga untuk segera mengungsi.

“Api masih menyala,” katanya dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.

Otoritas federal, pada Jumat (12/7), mengatakan cuaca Sudah Membantu untuk membatasi kebakaran sejak awal musim panas. Sekalipun negara ini memasuki puncak musim kebakaran.

Tahun lalu, negara ini mencatat musim kebakaran terburuk dalam sejarahnya.

Kondisi yang lebih kering dan lebih panas di banyak bagian negara ini yang disebabkan oleh Pergantian Iklim Sudah Memanfaatkan risiko kebakaran besar dalam beberapa tahun terakhir, menurut para ahli.

Kanada Di waktu ini Dalam proses berjuang melawan 575 titik api aktif dengan lebih dari 400 titik api yang dianggap tidak terkendali. Banyak kebakaran terjadi dalam beberapa hari terakhir, terutama di bagian barat negara yang mengalami gelombang panas.

(tim/dmi)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA