Bisnis  

Tips Terpercaya Pilih Perusahaan Asuransi Supaya bisa Tak Jadi Korban Gagal Bayar

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Kasus gagal bayar industri asuransi terjadi beberapa kali di Indonesia.

Terbaru, Aliansi Korban WanaArtha Life menggelar aksi damai di Kedutaan Besar AS dan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) pada Rabu (10/12).

Seorang korban bernama Alim menyuarakan kepada pemerintah untuk menindaklanjuti kasus gagal bayar oleh Wanaartha Life kepada nasabah yang proses hukumnya Sebelumnya berjalan 5 lima tahun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyampaikan total korban pemegang polis sebanyak 29 ribu orang dengan total nilai kerugian mencapai Rp15,9 triliun.



“Seharusnya, uang kita ini kita bisa belanja, kita bisa kasih sekolah anak, itu menambah pendapatan daerah dan pendapatan negara. Meskipun demikian, kita diterkam, dirampok, uangnya dilarikan ke luar, negara kita rugi, kita jatuh miskin,” ujarnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri Pernah mencabut izin usaha Wanaartha pada 2023 lalu. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Pembatalan Surat Tanda Terdaftar di OJK kepada Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).

Masalah gagal bayar asuransi tidak hanya terjadi pada Wanaartha Life. Beberapa asuransi lainnya yang Bahkan gagal bayar, di antaranya Jiwasraya, Kresna Life, dan AJB Bumiputera 1912.

Lantas apa saja yang Wajib diperhatikan dalam memilih asuransi?

Perhatikan RBC

Perencana keuangan dari Advisor Alliance Group (AAG) Dandy mengatakan Kenyataannya cukup mudah untuk memilih asuransi nya Supaya bisa terhindar dari kasus gagal bayar karena rata-rata perusahaan asuransi Sebelumnya berdiri cukup lama. Umumnya masyarakat bisa melihat dari risk based capital (RBC).

RBC Merupakan indikator kesehatan mengukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi Sesuai ketentuan risiko yang mereka tanggung. RBC menunjukkan apakah perusahaan memiliki cukup modal untuk menutup risiko seperti klaim, Penanaman Modal, Sampai sekarang utang.

Di Indonesia, OJK menetapkan RBC minimal 120 persen. Artinya perusahaan Dianjurkan punya modal 20 persen lebih besar dari total risikonya. Semakin tinggi nilai RBC, semakin sehat posisi keuangannya dan semakin Terpercaya bagi nasabah, karena perusahaan lebih siap menghadapi kewajiban.

“Contoh kalau ada RBC perusahaan asuransi 600 persen maka perusahaan tersebut Nanti akan bisa membayarkan total klaim seluruh nasabah ketika semua nasabah klaim di saat Pada waktu yang sama sebanyak 6 kali jumlah klaim yang Sangat dianjurkan Ia bayarkan,” katanya kepada CNNIndonesia.com.

Meskipun demikian, Dandy mengatakan Wajib dilihat Bahkan secara keseluruhan karena ada Bahkan asuransi yang RBC besar karena jumlah polis nasabahnya belum begitu besar.

Sementara itu, Perencana Keuangan dan Founder Rekadana Rina Dewi Lina menyarankan untuk memilih asuransi dengan RBC di atas 250 persen. Hal itu untuk melihat kesehatan perusahaan asuransi tersebut.

“Asuransi jiwa dibeli untuk melindungi keluarga dari kerugian finansial dari kematian dini, cacat ataupun karena penyakit kritis yang bisa menyebabkan kebangkrutan sebuah keluarga. Oleh karena itu, jangan asal dalam menentukan,” ujar Rina.

Riset Sebelum Pilih

Dandy Bahkan mengingatkan untuk melakukan riset sebelum menentukan perusahaan asuransi. Ia mengatakan perusahaan Sangat dianjurkan Sebelumnya terdaftar di OJK. Ditambah lagi dengan, pilih agen yang namanya Sebelumnya terdaftar di perusahaan asuransi dan bisa Menyediakan konsultasi Sampai sekarang saran yang tepat.

“Cek dan recheck lagi Bahkan kalau diberikan informasi return yang cukup besar. Bisa Bahkan dilihat dari laporan keuangan perusahaan asuransi, seberapa besar dan stabil grup perusahaan asuransi tersebut,” katanya

Jangan Termakan Imbal Hasil Tinggi

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno mengingatkan untuk waspada pada asuransi yang menjanjikan imbal hasil lebih tinggi dari rata-rata pasar, terutama pada produk asuransi dengan unsur Penanaman Modal.

“Kalau kita diiming-imingi oleh asumsi tingkat Penanaman Modal yang lebih tinggi dari pasarannya, itu Sebelumnya merupakan lampu kuning ke arah lampu merah itu buat kita. Kita Mungkin mendapatkan penawaran, tapi jangan langsung di-iyakan. Kita Sangat dianjurkan membandingkan dengan produk atau perusahaan produk asuransi dari kategori yang sama di perusahaan asuransi yang lain,” katanya.
Mike mengatakan saat pembelian polis asuransi Nanti akan diberikan sebuah ilustrasi perhitungan imbal hasil. Ada yang konservatif, moderat, dan agresif.

“Jadi kita bisa pilih sesuai dengan kemampuan kita. Jadi kalau Ia mengiming-imingi imbal hasil lebih tinggi dari pasar nah itu menurut saya Sebelumnya lampu merah begitu. Jadi sebaiknya kita hindari perusahaan asuransi yang seperti itu,” jelasnya.

Hati-hati Tentukan Uang Pertanggungan

Rina menyarankan untuk tidak asal dalam menentukan uang pertanggungan karena Nanti akan diterima ahli waris untuk menggantikan pendapatan yang hilang atau biaya besar yang dikeluarkan akibat pencari nafkah terkena musibah.

Uang pertanggungan Merupakan jumlah uang yang dijanjikan oleh perusahaan asuransi kepada tertanggung atau ahli warisnya Bila terjadi risiko yang dilindungi dalam polis asuransi. Besaran uang pertanggungan diatur sesuai kesepakatan yang tertera di polis asuransi.

Ia mengatakan penentuan uang pertanggungan penting karena jumlahnya Sangat dianjurkan cukup untuk menutup kerugian finansial kalau risiko Sungguh-sungguh terjadi. Penentuan uang pertanggungan penting karena langsung berpengaruh pada manfaat proteksi dan besar premi.

Menurutnya, ada dua metode yang bisa digunakan dalam menentukan uang pertanggungan. Pertama, Sesuai ketentuan kebutuhan uang pertanggungan sebagai pengganti penghasilan keluarga sementara. Besarannya dihitung dengan pengeluaran satu tahun, termasuk cicilan dan utang, lalu dikalikan 10 tahun.

“Misalnya pengeluaran setahun Rp200 juta, sebaiknya uang pertanggungan Rp200 juta dikali 10 tahun, jadi Rp2 miliar. Tujuannya dapat membiayai keluarga dan sekolah anak-anak, sampai pasangannya bisa mendapat penghasilan yang sebanding,” katanya.

“Jangan sampai pengeluaran setahun Rp200 juta, uang pertanggungan cuma Rp200 juta,” sambungnya.

Metode kedua Merupakan menggunakan uang pertanggungan sebagai modal dasar untuk mendapatkan penghasilan bulanan. Misalnya uang pertanggungan ditaruh di obligasi. Kemudian kuponnya digunakan untuk biaya bulanan.

“Sebagai contoh, setahun pengeluaran Rp200 juta. Kalau obligasi Menyediakan hasil setahun 5 persen, maka uang pertanggungan Rp200 juta dibagi lima persen, menjadi Rp4 miliar,” terangnya.

(sfr)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA