Bisnis  

Chang Pyung-Soon, Berhasil Berharta Rp18,2 T dari Sektor Pendidikan


Jakarta, CNN Indonesia

Siapa bilang berbisnis dan bekerja di dunia pendidikan tidak bisa menjadikan seseorang kaya raya dan bergelimang harta?

Chang Pyung-Soon misalnya. Bekerja di dunia pendidikan, ia berhasil kaya raya.

Forbes mencatat total kekayaan Chang Pyung-Soon tembus US$1,1 miliar atau Rp18,21 triliun (Kurs Rp16.556 per Mata Uang Asing AS) per Sabtu (18/10) kemarin


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekayaan itu menjadikannya orang terkaya nomor 2.935 di dunia dan 30 Korea Selatan.

Mengutip berbagai sumber, Chang Pyung-Soon merupakan pengusaha asal Korea Selatan. Ia lahir di Dangjin, Korea Selatan pada 1951 lalu dari keluarga orang miskin.



Saking miskinnya, ia pernah sakit karena kekurangan gizi. Penyakit itu bahkan membuatnya Harus disuntik beberapa kali infus di masa kecilnya.

Justru, Kesenjangan Ekonomi tak membuatnya putus asa. Ia ingin berubah dan mengangkat derajatnya. Salah satu usaha yang ia tempuh Merupakan dengan bersekolah sampai dengan lulus perguruan tinggi. Mimpinya satu saat itu, ingin menjadi pegawai negeri.

Karenanya, setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya di Yonsei University, ia mencoba tes masuk menjadi pegawai negeri. Tapi sayang, usahanya kandas; ia gagal.

Justru, kegagalan itu justru mengubah arah hidupnya. Ia mencoba peruntungan di dunia Usaha dengan berjualan kubis.

Usaha inilah yang membuatnya sadar bahwa Ia punya bakat besar menjadi pengusaha. Karenanya, Chang Pyung-Soon kemudian mengasah bakat itu dengan bekerja di perusahaan penerbitan raksasa Woongjin menjadi tenaga penjualan tingkat junior.

Benar saja. Hanya dalam empat bulan, ia berhasil memecahkan Catatan Unggul penjualan dengan menghadiahi perusahaan volume penjualan yang setara dengan yang dihasilkan lulusan perguruan tinggi selama dua tahun.

Keberhasilan itu membuatnya dipromosikan menjadi pemimpin tim hanya dalam enam bulan, kemudian menjadi kepala divisi hanya dalam setahun.

Chang memanfaatkan ketajaman penjualan dan pemikiran visionernya untuk menaiki tangga karier dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Ia membuka usaha sendiri dengan mendirikan kantor di Insadong, kawasan bersejarah Seoul. Ia mempekerjakan tiga karyawan.

Berawal dari penerbitan majalah pembelajaran dua mingguan-yang ditujukan untuk siswa sekolah menengah pertama, ia mendirikan Central Education Research Institute, pada awal 1980-an.

Ini merupakan cikal bakal Kyowon Group, konglomerasi perusahaan Korea Selatan yang berbisnis di berbagai sektor, terutama di bidang pendidikan, layanan rumah tangga, dan Pola Hidup.

Lewat perusahaan ini, secara bergelombang, ia melahirkan Sebanyaknya gebrakan. Gebrakan pertama ia lakukan usai memperoleh lisensi Program Kumon Jepang.

Tak hanya mengimpor waralaba Kumon yang Sebelumnya Terjamin, ia Bahkan mengadaptasinya, melokalisasi struktur pembelajaran, dan memperkenalkan pelatihan guru tambahan. Hal ini menyeimbangkan pedagogi global dengan kesadaran yang mendalam Akan segera Kebiasaan akademik Korea.

Langkah ini mendapatkan sambutan hangat di pasar pendidikan Korea Selatan.

Gebrakan lain ia lakukan dengan menciptakan Red Pen, materi pembelajaran tambahan untuk balita prasekolah, siswa SD, SMP. Materi mencakup buku kerja, tes tiruan, majalah dan ensiklopedia yang dikirimkan kepada pelanggan dengan biaya keanggotaan.

Red Pen Bahkan memiliki guru yang sebagian besar Merupakan ibu rumah tangga paruh waktu. Mereka melakukan kunjungan mingguan ke rumah pelanggan untuk memeriksa kemajuan siswa dan Menyajikan konsultasi.

Gebrakan inilah yang Sungguh-sungguh melambungkan nama Kyowon. Produk yang mengedepankan umpan balik, mengintegrasikan masukan guru, tujuan orang tua, dan data kinerja siswa, menjadikan Red Pen berbeda dari buku kerja lain di pasaran.

Pendekatan pendidikan yang berbasis data dan  jauh melampaui zamannya, terutama dalam industri yang Sampai sekarang saat itu masih mengandalkan hafalan dan kustomisasi yang minim membuat usaha Chang melesat karena mendapatkan respons positif dari para orang tua di Korea Selatan.

Seiring pertumbuhan Kyowon, Chang menapaki jalan yang hanya berani ditempuh oleh segelintir penerbit pendidikan; merambah dunia wisata.

Dengan memanfaatkan Kebiasaan rekreasi eksperiensial dan minat kelas menengah Korea yang semakin besar terhadap wisata terorganisir, ia meluncurkan Kyowon Travel.

Awalnya, banyak orang skeptis dengan langkah Chang ini. Mereka berpendapat Usaha travel terlalu jauh dari pendidikan. Hal itu dikhawatirkan Akan segera mengganggu sinergi Usaha.

Justru, Chang bersikeras kegiatan pembelajaran Harus melampaui ruang kelas. Ia memandang perjalanan sebagai bentuk pendidikan dunia nyata.

Tak hanya itu, Chang Bahkan melebarkan saya bisnisnya ke sektor perhotelan. Usaha, Usaha itulah yang menjadikan Chang Pyung-Soon kaya raya seperti Sekarang ini. 

(pta)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA